Novelin Silalahi*
PIRAMIDA.ID- Kita memiliki tujuan hidup masing-masing, kita memiliki warna masing-masing dalam hidup yang penuh arti.
Menikah adalah satu keputusan besar dalam hidup setiap orang yang membutuhkan pertimbangan matang. Kita tidak boleh main-main dalam mengambil keputusan tersebut, keputusan besar untuk menentukan siapa teman hidup kita sampai akhir perjuangan hidup ini, sosok yang akan selalu ada di dalam suka dan duka, sosok yang akan berjuang bersama dengan segala kelebihan dan kekurangannya yang harus kita terima.
Dilematis kata menikah biasanya ditemui oleh beberapa orang dengan usia dewasa, dengan orang-orang yang memiliki target pernikahan, dengan orang-orang yang memiliki pasangan dengan usia perkenalan atau pacaran yang sudah lama, dengan orang-orang dengan trauma masa lalu, dan kondisi lainnya.
Pentingnya mempersiapkan beberapa hal sebelum melangkah ke jenjang tersebut, di antaranya:
1. Kepastian mental
Masih banyak orang yang ingin bermain-main dalam usia mudanya, hidup bebas dan belum memiliki kemantaban emosional. Kita perlu mematangkan pikiran kita agar mampu mengahadapi persoalan dalam perjalan kehidupan rumah tangga yang akan terbangun nanti.
2. Mempertimbangkan keuangan sebagai pemenuhan kebutuhan
Kita perlu mengevaluasi hubungan yang selama ini telah terbangun, apakah kita sama-sama memberi kesempatan satu sama lain, ataukah kita hanya sendiri memenuhi segala sesuatunya. Satu hal sensitif yang dapat menyerang kita dikemudian hari. Maka dari itu sebelum melangkah perlu dibicarakan hal ini. Mulai dari keuangan dalam mempersiapkan pernikahan hingga berjalannya rumah tangga itu. Banyak pasangan yang kalah dengan kondisi ini baik sebelum dan sesudah pernikahan. Namun bukan berarti ini menjadi penghalang, justru hal ini harus menjadi penyemangat kita untuk berjuang dengan keputusan yang bijaksana.
3. Perlunya perkenalan dan penerimaan orang tua
Kita perlu mendengar harapan orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita.
Setiap orang tua pasti memiliki harapan untuk masa depan anaknya. Banyak orang tua ingin yang terbaik untuk anak-anaknya, banyak juga orang tua mempercayakan segalanya kepada anak-anaknya dalam menentukan masa depannya. Tapi bagaimanapun itu, kita sebagai orang dewasa harus mampu menentukan bagaimana diri kita di masa depan. Bagaimana warna kehidupan kita, kita sendiri yang akan mempertanggungjawabkannya.
4. Tujuan hidup dan tujuan pernikahan
Apa yang menjadi tujuan kita itu perlu dibicarakan bersama, keharusan anak, damai sejahtera, kebahagiaan, dan semuanya mesti dibicarakan, sehinggga kita boleh sama-sama memperjuangkan satu hal yang sama. Terkadang perbedaan itu akan menimbulkan gesekan, namun tidak sedikit pula yang akan menerima segala perbedaan itu, terkadang perbedaan juga menjadikan perjalanan itu indah dengan penerimaan yang besar diantara kedua belah pihak.
5. Kehidupan setelah pernikahan
Banyak dari kita yang akan siap dalam pernikahan, namun banyak pula yang belum memikirkan kehidupan setelahnya. Tanpa kesiapan kita akan masuk ke dalam fase terkejut. Dalam beberapa usia muda pernikahan tak sedikit pasangan yang ribut karena perbedaan, karena ego dan emosi yang tidak terkendali, kekerasan dalam rumah tangga, bahkan hingga masuk dalam perceraian.
Hal ini bisa dibekali dengan waktu konseling bimbingan pra nikah, membaca buku bimbingan, atau konsultasi dengan keluarga, secara psikis dan psikologi kita harus siap.
Menikah bukan soal usia yang sudah menua, bukan soal perjodohan, bukan pula soal keterpaksaan. Menikah itu adalah keputusan besar dalam hidup setiap orang dengan pertimbangan matang.
Karena kita akan menikah pada waktunya, pun ada yang memilih untuk tidak menikah itu pun pilihan dari masing-masing kita, dengan pertimbangan yang luar biasa, setiap orang akan menikmati hidupnya dengan cara dan keputusannya masing-masing.(*)
Penulis merupakan Bendahara Umum PP GMKI.