Oleh: Siti Fatimah*
PIRAMIDA.ID- Remaja merupakan proses peralihan dari masa anak-anak ke masa pradewasa. Masa transisi ini seringkali menghadapakan individu yang bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, disatu pihak masih kanak-kanak, tetapi dilain pihak ia sudah harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
Situasi-situasi yang menimbulkan konflik seperti ini, sering menyebabkan perilaku-perilaku yang aneh, canggung dan kalau tidak dikontrol bias menjadi kenakalan.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orang tuanya.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa, keselamatan bangsa kedepan terletak di tangan para pemuda masa kini.
Para pemuda dan remaja merupakan tumpuan masa depan manusia. Para pemuda dan remajalah yang mesti tampil mengusung harapan yang menggembirakan, generasi seperti itulah genersi harapan. Akan tetapi kenakalan remaja di era modem ini sudah melebihi batas yang sewajamya. Banyak anak di bawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya.Terbukti dengan berita tiga bulan terakhir ini di mana terjadinya tawuran di beberapa kota besar di Indonesia yang bahkan memakan korban jiwa bahkan melakukan penganiayaan terhadap seorang nenek.
Menurut Prof. Dr. H. Sofyan S. Willis kenakalan remaja disebabkan oleh empat faktor, yaitu: faktor yang ada dalam diri anak sendiri, faktor yang berasal dari lingkungan keluarga, faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat, dan yang terakhir, yaitu faktor yang bersumber dari sekolah.
Memang dunia modern telah membawa umat manusia pada era kemajuan, namun di satu sisi telah mengubah tatan masyarakat kita termasuk moral generasi muda dan anak-anak, imbas negatif ini terlihat pada kerusakan akhlak mereka mulai dari yang tergolong ringan sampai yanng berat, seperti perkelahian, perampokan dan tindakan kriminal lainnya.
Kemerosotan akhlak ini telah mengancam sebagian generasi kita dan merupakan problem yang sangat serius bagi para orang tua. Harus diakui dahsyatnya serbuan budaya Barat mampu menjauhkan para remaja dari rumah ibadah dan kegiatannya.
Meskipun demikian usaha pembinaan remaja dapat dilakukan dengan cara:
1. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yanng dihadapinya;
2. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti, dan etiket;
3. Menyediakan sarana sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar;
4. Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat;
5. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik;
6. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif;
7. Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan halhal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga.
Memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan yang perlahan dan sabar. Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Maka dari situ penulis berharap kepada pembaca supaya sama-sama menyelamatkan remaja dari jalan yang tidak benar karena mereka adalah penerus generasi bangsa ini,tidak harus melakukan hal-hal besar melainkan dari yang kecil salah satunya berperilaku yang baik kepada siapapun supaya dapat menjadikan panutan.(*)
Penulis merupakan Mahasiswi Universitas Jambi.