Johan Kevin Manik*
PIRAMIDA.ID- Merdeka belajar adalah program Kemendikbud yang sekarang berubah nama menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Menurut Nadiem Anwar Makarim selaku Mendikbud-Ristek Kabinet Indonesia Maju bahwa merdeka belajar berarti memberi kemerdekaan belajar kepada seluruh siswa dan mahasiswa.
Merdeka belajar bukan berarti kita bebas memilih mau belajar atau tidak. Merdeka belajar berarti siswa/ mahasiswa bebas memilih dan mempelajari secara mendalam ilmu pengetahuan yang diminati dan bertanggungjawab terhadap pilihan tersebut sebagai wujud nyata pengabdian terhadap negara nantinya.
Masih menurut Nadiem Anwar Makarim, penerapan merdeka belajar sebagai program kebijakan dilatarbelakangi oleh penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2019 menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah; untuk bidang matematika dan literasi, Indonesia menduduki posisi ke-74 dari 79 negara.
Menyikapi hal itu, Nadiem pun membuat gebrakan penilaian dalam kemampuan minimum, meliputi literasi, numerasi, dan survei karakter. Literasi bukan hanya mengukur kemampuan membaca, tetapi juga kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep di baliknya. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata.
Sedangkan survey karakter bukan suatu tes, melainkan pencarian sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh siswa. Untuk mengukur kompetensi sekolah khususwnya siswa dalam hal literasi dan numerasi maka Kemendikbud-Ristek meluncurkan program khusus yang bernama Asesmen Kompetensi Minimal (AKM).
Untuk jenjang SMA/SMK/MA, peserta AKM ini adalah siswa kelas XI yang dipilih secara random (acak). Tujuan dilaksanakannya AKM kepada siswa kelas XI untuk memetakan tingkatan kompetensi sekolah. Umpan balik dari AKM ini bagi sekolah adalah sekolah dapat merancang program pembelajaran yang efektif demi kemajuan sekolah. Sedangkan kepada siswa, siswa dapat merancang metode belajar mandiri yang efektif demi meningkatkan kompetensinya sebagai seorang siswa.
Mungkin muncul pertanyaan kita khususnya siswa, “Apa yang harus saya lakukan dalam program merdeka belajar?”
Menurut saya kita perlu mngganti metode belajar kita atau memodifikasi metode belajar kita yang selama ini kurang menarik, kurang efektif dan kurang menantang. Salah satu metode belajar mandiri yang efektif adalah Quantum Learning.
Metode belajar ini efektif dan menyenangkan. Belajar dengan metode Quantum Learning kita punya jadwal belajar yang ketat di rumah. Setiap keberhasilan selalu dirayakan misalnya jalan-jalan di taman, memakan makanan favorit, dll. Pokoknya segala sesuatu kita rancang sendiri sesuai kebutuhan dan kemampuan kita.
Jadi metode belajar ini benar-benar fleksibel namun hasil yang kita peroleh sangat mengagumkan. Lalu apa yang harus dilakukan para guru agar kita sebagai siswa benar-benar termotivasi belajar? Menurut saya kita tidak perlu mengajari ikan berenang. Guru kita lebih paham apa yang harus mereka lakukan untuk kita. Maka saya himbau mari kita patuhi program belajar yang disampaikan guru kepada kita baik melalui WA, Google Classroom. Perlu juga saya tekankan bahwa kita harus aktif dalam semua mata pelajaran.
Untuk memperluas dan memperdalam wawasan kita sebagai siswa kita harus membaca materi pelajaran yang ditetapkan guru dan membaca literatur yang berkaitan dengan topik yang diberikan guru.
Dengan teknologi yang ada saat ini kita dapat mengakses situs-situs yang berkaitan dengan topik pembelajran yang diberikan guru. Contoh jika guru Bahasa Indonesia mengajarkan Teks Prosedur. Kita dapat memahami materi itu dengan membaca buku paket Bahasa Indonesia Bab I.
Selanjutnya, pada bagian lain teks prosedur itu ada dibahas sekilas mengenai kata kerja imperatif. Jika kita ingin memperluas dan memperdalam wawasan kita tentang kata kerja imperatif kita dapat membuka situs-situs tata bahasa mengenai kata kerja imperatif di google.
Dengan demikian apa yang disebut merdeka belajar itu benar-benar kita lakukan dalam kegiatan belajar setiap hari. Bukan hanya slogan kosong yang hanya diucapkan tanpa bukti nyata.
Selanjutnya marilah kita wujud nyatakan merdeka belajar ini dalam kegiatan belajar kita setiap hari.(*)
Penulis merupakan Siswa SMA Swasta Abdi Sejati Perdagangan.
Anak hebat ❤️