Rani Romaito Saragih*
PIRAMIDA.ID- Mahasiswa merupakan orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi. Selain itu, mahasiswa juga merupakan salah satu pemeran utama dalam memegang teguh suatu janji yang dilandaskan bagi setiap orang-orang yang membutuhkan suatu keadilan.
Bahkan mahasiswa juga selalu berupaya agar masyarakat selalu diberikan keadilan oleh para pemerintah yang telah dipilih langsung sebagai pengayom bagi masyarakatnya sendiri. Selain itu juga mahasiswa merupakan pelindung masyarakat, yang turun ke jalan demi memperjuangkan aspirasi bersama.
Lantas, apa yang kami dapat, kami hanya mendapat sebongkahan kemiskinan, dan juga ketelantaran. Inikah yang dinamakan masyarakat yang makmur? Saya rasa tidak.
Buat apa kita selalu merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia, kalau rakyat Indonesianya sendiri masih dijajah oleh pemerintahnya. Sangat miris sekali ketika kita masyarakat yang selalu berharap penuh terhadap para pemerintah untuk memberikan kemakmuran pada masyarakatnya malah membuat masyarakatnya hidup susah. Inilah yang dinamakan, “Merdeka tapi bingung, bingung tapi merdeka”.
Suatu kemerdekaan yang selalu diharapkan oleh masyarakat, namun itu semua sirna dengan sendirinya. Buat apa merdeka kalau masyarakatnya masih bingung merdeka dalam hal apa? Merdeka dengan yang bagaimana? Dan bahkan merdeka buat siapa?
Hal itu masih saja selalu tanda tanya dalam pikiran saya. Merdeka yang selama ini masyarakat inginkan dalam suatu keadilan, kini malah direbut oleh pemerintah yang telah dikuasai langsung oleh mereka itu sendiri.
Banyak sekali hal-hal seperti itu terjadi di zaman sekarang. Memang benar, kami butuh yang namanya materi, tapi kami juga butuh yang namanya tindakan. Tak usah banyak omong, tindakan juga perlu dilakukan.
Dan inilah sekarang, masyarakatnya susah mencari uang untuk hidup, para pemerintah malah enak-enaknya duduk, makan, dan tinggal di atap yang begitu nyaman dan bahkan difasilitasi oleh barang-barang mewah untuk ditempati.
Sedangkan masyarakatnya hidup terlantar tak punya apa-apa. Bahkan anak-anak yang butuh pendidikan pun tak punya biaya untuk bersekolah, pemerintah hanya berpangku tangan dan menonton rakyatnya sendiri yang mengalami kesusahan seakan-akan sedang menonton bioskop figuran yang amat lucu.
Tak kuasa menahan tangis ketika kami hanya ingin meminta keadilan, lantas kami hanya dijadikan sebagai “budak’ dan disiksa dengan tindakannya yang begitu amat kejam terhadap kami masyarakatnya.
Apa salah kami sebagai masyarakat, kami hanya meminta sebuah keadilan dan pengayom yang baik buat kami. Tapi mengapa kami malah dijadikan sebagai musuh oleh kalian para pemerintah.
Ingat, kamilah yang sebenarnya memberikan kalian kedudukan yang amat tinggi, dan bahkan karena kami, kalian juga dapat duduk di kursi yang layak, dan dipenuhi oleh pendingin yang menyejukkan kalian. Tapi kalian malah membuat kami seperti ini.
Sungguh kalian begitu kejam terhadap kami masyarakat. Haruskah kami selalu memberontak terhadap kalian, padahal kalian lah yang kami pilih sebagai pelindung kami. Dan pada akhirnya kami juga selalu ditindas oleh kalian para pemerintah. Selain masyarakat, mahasiswanya juga ikut meminta keadilan terhadap kalian. Di manakah hati nurani kalian?
Kalian menangkap kami, seolah-olah kami mempunyai kesalahan yang amat besar, sampai ada undang-undang yang tertera untuk melakukan tindakan sanksi. Lalu bagaimana dengan kalian? Kalian yang telah menelantarkan kami sebagai rakyat kecil, apakah kami juga berhak memnita undang-undang itu diganti untuk memberi hukuman mati juga terhadap kalian?
Sedangkan kalian, kalian yang sedang melakukan pengkorupsian malah diberikan tempat yang juga masih dikatakan tempat yang layak. Di manakah keadilan itu sebenarnya?
Dalam Pancasila, sila kelima menyebutkan bahwa, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” tapi nyatanya kami juga tidak mendapatkan keadilan itu sampai sekarang. Di mana kalian para pemerintah? Kami butuh penjelasan dari kalian, tolong jangan sembunyi di balik ruangan kalian yang begitu megah dan dilindungi oleh bodyguard kalian.
Sebegitu seramkah kami sampai kalian tak ingin menemui kami dan menjelaskan terkait keadilan itu? Sebegitu menjijikan kah kami sebagai mahasiswa dan masyarakat sehingga kalian tak ingin menemui kami? Dan apa sebegitu bau kah kami sampai kalian tak ingin menemui kami? Di mana visi dan misi yang telah kalian ucapkan kepada kami? Apakah itu hanya sebagai wacana saja?
Tolong jangan berikan kami harapan palsu yang membuat kami semakin tak percaya lagi dengan kalian para pemerintah.
Kami sebenarnya tak ingin mengatakan bahwa pemerintah adalah “pengkhianat rakyat”, tapi kalian lah yang sudah membuat kami sampai mengatakan hal itu terhadap kalian. Haruskah kami membenci kalian, padahal kalianlah yang akan mengarahkan kami agar hidup yang lebih baik untuk ke depannya.
Bahkan kami mahasiswa dan anak-anak yang ingin memiliki cita-cita seperti kalian, sampai tak ada lagi untuk menginginkan cita-cita seperti itu. Karena kalian sudah mematahkan semangat kami dan karena kalian juga sudah berani mengkhianati kami sebagai masyarakat kalian sendiri.
Dan bahkan juga setiap apa yang telah kalian ucapkan hanya sebagai pencitraan belaka, tak ada unsur dari hati yang telah kalian ucapkan, bahkan apa yang telah kalian berikan dalam kebaikan, malah kalian melakukan unsur kebaikan itu hanya melalui paksaan saja. Itu sama saja sebuah pencitraan belaka.
Di mana kalian yang selama ini kami banggakan dan kami hormati, kalian malah merusak itu semua. Haruskah kami selalu melakukan tindakan kekerasan terhadap kalian, agar kalian mau mendengarkan aspirasi kami sebagai masyarakat yang tak punya apa-apa ini.
Kami datang tak membawa apa-apa, kami datang hanya ingin meminta keadilan kalian saja para pemerintah itu, tapi kalian malah mengundang para aparat kalian dan dengan menodongkan sebuah senjata agar kami takut dengan kalian.
Ingat keadilan akan selalu berada di depan. Entah itu sekarang atau pun nanti, keadilan itu akan selalu kami tegakkan terhadap kalian wahai para pemerintah. Kalian tidak tahu betapa kami sangat menginginkan hal itu, hal di mana kejayaan itu lah yang selalu kami harapkan sampai sekarang.
Tapi kalian hanya mendengarnya saja seolah-olah kami masyarakat kecil hanya sebagai radio rusak yang tak ada gunanya. Kalian kejam, kami juga bisa bersikap kejam terhadap kalian. Kalian tidak menghormati kami sebagai masyarakat kecil, kami juga akan bersikap hal yang sama terhdap kalian. Jangan tanyakkan mengapa kami melakukan hal itu, karena kalian sebagai pemerintah sudah tahu akan jawabannya.
Intinya tidak ada salahnya jika mahasiswa dan pemerintah yang aktif ingin meminta suatu keadilan, dan jangan pernah takut dengan penguasa yang semena-mena. Ingat! Kebenaran akan selalu berada di depan, dan pengkhianat akan selalu berujung pada penyesalan, dan kehancuran.
Sebodoh-bodohnya kami masyarakat kecil dan mahasiswa, lebih bodoh lagi jika kalian para pemerintah tak pernah tahu tentang kemerdekaan. Baik itu UUD 1945, Pancasila ataupun sebagainya.
Terima kasih karena sudah membuat kami rakyat kecil ini semakin membenci kalian. Inilah yang telah kalian inginkan bukan? Maka terimalah.
Salam mahasiswa dan rakyat Indonesia!!!
Penulis merupakan mahasiswa Universitas Efarina. Saat ini aktif di PMKRI Cab. Pematangsiantar Santo Fransiskus dari Asisi.