PIRAMIDA.ID- Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Cabang Tapanuli Utara menggelar acara Forum Group Discussion (FGD) dengan menggandeng Kesbangpol Tapanuli Utara dan Kodim 0210 Tapanuli Utara Senin (30/11/20) di Kantor GAMKI Tapanuli Utara, Tarutung, Kab.Tapanuli Utara.
Forum Group Discussion (FGD) yang digelar di Kantor Gamki Taput tersebut diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari mahasiswa dan pemuda gereja yang ada di Tapanuli Utara, serta dihadiri oleh Sodogoran Situmorang (Pasi Inteldim 0210/TU) dan Jonter Hutapea (Kabid Ideologi Kesbangpol Taput) sebagai narasumber.
FGD dengan tema “Membangun Nilai Nasionalisme dan Persatuan Melalui Peningkatan Nilai-nilai Wawasan Kebangsaan Pemuda/i Kab.Tapanuli Utara” ini dilakukan dengan protokoler kesehatan yang ketat. Para peserta diwajibkan mencuci tangan sebelum memasuki ruangan acara FGD, memakai masker, serta menjaga jarak selama kegiatan berlangsung.
Sekretaris Gamki Taput yang juga selaku Ketua Panitia FGD, Jhon Karson Sinaga menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk menambah wawasan kebangsaan para generasi muda Taput di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat seiring dengan merebaknya aksi teror radikalisme di Indonesia.
“Kita melihat dalam baru-baru ini merebak aksi teror radikalisme yang terjadi di Sigi, Sulawesi Tengah. Sehingga kita harus semakin memperkuat wawasan kebangsaan sehingga paham-paham radikalisme ini bisa kita tolak dan lawan bersama-sama,” ungkapnya.
Jhonter Hutapea selaku Kabid Ideologi Kesbangpol hadir di acara FGD sebagai marasumber mengatakan, bahwa NKRI harga mati harus dijunjung tinggi oleh seluruh masyarakat Indonesia, terkhusus para generasi muda dan harus selalu mengingat bahwa Pancasila adalah Ideologi final bangsa Indonesia sehingga harus dijaga dan dirawat karena menyangkut keselamatan bangsa dan negara mengadapi tantangan kemajuan tekhnologi yang semakin berkembang secara mutakhir.
“Kalian para generasi muda harus menjunjung tinggi semboyan NKRI harga mati dan harus selalu mengingat bahwa Pancasila adalah ideologi final bangsa kita, karena itulah pondasi kita sehingga kita selalu hidup damai, sejuk di tengah-tengah keberagaman yang begitu majemuk,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang begitu berharga itu juga hadir Sodogoran Situmorang selaku PASI INTELDIM 0210/TU sebagai pembicara. Beliau menyampaikan radikalisme bisa terjadi di mana saja tanpa mengenal tempat dan waktu karena menurut pengalaman beliau para pelaku teror ini tidak mengenal rasa takut sedikitpun dan yang mereka tahu hanyalah mati lalu masuk surga walaupun menghalalkan kekerasan sekalipun terhadap orang yang berbeda dengan mereka.
“Generasi muda harus menjadi salah satu pilar untuk melawan paham radikalisme ini, banyak ciri-ciri fisik yang bisa kita lihat sehingga kita semua bisa sama-sama waspada karena teror bisa terjadi di manapun dan kapanpun tanpa mengenal rasa takut sedikitpun,” tegasnya.
Dalam acara FGD tersebut terlihat antusias yang begitu besar dari para pesertanya, hal itu terlihat dari salah satu peserta dari mahasiswa bertanya tentang bagaimana mengidentifikasi serta menangkal aksi intoleransi-radikalisme di lingkungan sekitarnya.
Pasi Inteldim, Sodogoran Situmorang menambahkan bahwa mengidentifikasi dan menangkal paham radikalisme ini bisa kita lakukan bersama-sama, banyak hal yang bisa kita lakukan, yakni melihat bentuk fisik dan tingkah lakunya.
“Biasanya paham radikalisme ini biasa disebarkan melalui media-media pengajaran di rumah ibadah, sekolah dan juga media sosial dan kebanyakan menurut penelitian biasanya paling dominan yang terpapar radikalisme ini adalah tamatan setara SMA/SMK dan juga S-1,” tutupnya.(*)