PIRAMIDA.ID- Meski kegiatan belajar mengajar kini dilakukan secara virtual, biaya sekolah tetap tidak berubah. Pengamat kebijakan publik menilai hal itu dikarenakan pihak sekolah yang harus tetap menggaji para gurunya.
Pandemi virus Corona (COVID-19) tidak membuat biaya sekolah menjadi turun. Meskipun selama pandemi ini ada perubahan sistem belajar, dari awalnya tatap muka menjadi virtual atau online.
Lantas detikcom mencoba melacak pendaftaran murid baru di sejumlah sekolah untuk mencari tahu biaya sekolah di tengah pandemi. Salah satu SMA swasta di Jakarta Selatan mematok uang formulir SMA untuk pendaftaran murid baru sebesar Rp 300.000.
“Untuk sekarang tahun ajaran 2020-2021 uang formulir Rp 300.000,” kata Ika, pekerja sekolah tersebut di bidang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) saat dihubungi detikcom, Rabu (03/06).
Setelah peserta didik baru mengisi formulir kemudian diwawancara dan dinyatakan lulus oleh pihak sekolah, maka orang tua harus melunasi biaya sebesar Rp 22.220.000. Uang tersebut terdiri dari uang pangkal, uang SPP, hingga termasuk seragam dan buku.
Sekolah ber-akreditasi A ini melaksanakan kegiatannya melalui virtual Zoom selama pandemi. Meski begitu tidak ada penurunan biaya karena murid dinilai tetap belajar biasa seperti saat bertatap muka. “Tetap saja (biaya sekolah) karena tetap belajar seperti biasa,” ucapnya.
Tidak hanya SMA, salah satu SMP swasta di Jakarta Barat juga tidak menurunkan biayanya selama ada pandemi. Total biaya untuk masuk sekolah SMP ber-akreditasi A tersebut membutuhkan biaya Rp 5.165.000.
“Totalnya Rp 5.165.000. Biaya termasuk formulir, uang seragam dan uang OSIS. Termasuk SPP Rp 543.500 bulan Juli,” kata petugas sekolah tersebut saat dihubungi terpisah.
Pihak sekolah merasa sudah memberi keringanan dengan cara memperbolehkan pembayaran dicicil beberapa kali. “SPP tetap stabil. Keringanan biaya hanya pada cicilan awal itu. Untuk cicilan selanjutnya bisa bulan depannya lagi, misalnya masuk uang Rp 1 juta lalu bulan depannya lagi dicicil lagi boleh,” jelasnya.
Mediasi orang tua murid dengan sekolah
Menanggapi itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio mengatakan, para orang tua bisa mencoba negosiasi dengan pihak sekolah untuk meniadakan uang kegiatan yang tidak dilakukan selama pandemi.
“Udah saja bicara dengan orang tua murid dengan sekolah. Jadi kalau mau uang-uang ekstrakulikuler itu tidak ada lagi karena memang nggak ada. Biaya lain seperti biaya olahraga, biaya kesenian mungkin itu (yang bisa dikurangi),” kata Agus kepada detikcom, Rabu (03/06).
Menurutnya soal diskon biaya sekolah tidak perlu aturan dari pemerintah, cukup pembicaraan dengan orang tua dan pihak sekolah saja.
Lagipula dengan adanya pandemi ini membuat orang tua tidak perlu memikirkan biaya transportasi anak. Sedangkan pihak sekolah harus tetap memberikan gaji guru sehingga tidak heran jika tidak ada penurunan biaya sekolah.
“Gaji guru kan tidak berkurang. Sedangkan yang berkurang orang tua tidak kasih ongkos transport justru biaya anaknya berkurang. Sedangkan sekolah, gurunya tetap harus digaji karena dia ngajar. Perkara guru datang atau tidak kan gajinya nggak mungkin diturunkan,” kata Agus.
Tahun ajaran baru tetap sesuai jadwal
Sementara itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyatakan tahun ajaran baru bakal dimulai tanpa pengunduran jadwal. Rencananya, tahun ajaran baru 2020 untuk siswa-siswi sekolah dimulai pada 13 Juli.
“Permulaan tahun ajaran baru insyaallah tetap,” kata Muhadjir kepada detikcom, Kamis (04/06).
Meski tahun ajaran baru dimulai bulan depan, namun bukan berarti saat itu sekolah-sekolah menggelar kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di gedung sekolah. Kegiatan belajar mengajar tetap dilaksanakan secara jarak jauh, mengingat pandemi COVID-19 masih ada.
“Kegiatan belajarnya untuk sementara tetap di rumah masing-masing,” kata Muhadjir.
Sumber: detik.com