Billie Gregorine*
PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya ‘Rumpang’. Ada sepenggal lirik yang menarik hatiku. Lirik tentang mimpi.
“Katanya mimpiku akan terwujud
Mereka lupa akan mimpi burukku
Tentang kata maaf sayang, aku harus pergi”
Demikian lirik yang membuatku bangun dari rebahanku yang mengasyikkan. Mengingat bahwa dulu sewaktu kecil aku disuruh untuk bermimpi untuk mempunyai cita-cita setinggi langit di angkasa. Tak ada yang salah tentang itu, aku hanya heran terhadap diriku saat itu yang mempunyai terlalu banyak cita-cita di mana setiap harinya bisa saja berganti.
Terkadang ingin jadi model papan atas, jadi dokter, jadi ini atau itulah, semuanya selalu menyesuaikan bagaimana keadaan yang di sekitar. Tak dapat dimengerti mengapa semudah itu mimpi akan cita-cita itu berganti.
Hati nurani dan pikiran pun saat itu seakan tak bekerja kala itu untuk menyadarkan bahwa mengapa semudah itu bisa berganti. Dan memang begitulah yang terjadi saat itu.
Dalam suasana retrospeksi itu, tokoh besar Indonesia pun muncul dalam benakku, Bung Karno, Presiden Indonesia yang pertama yang mempunyai banyak quote yang indah tentang mimpi.
Salah satunya yang paling terkenal dan terngiang-ngiang di telinga adalah, “Gantungkanlah mimpimu setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di atas bintang-bintang.”
Sungguh quote yang sangat menenangkan jiwa nan raga. Ia memiliki arti yang mendalam bahwa kita harus berusaha mempunyai mimpi yang besar, sehingga usaha yang dilakukan pun haruslah besar juga, meskipun terlihat mustahil dan sulit untuk menggapainya dan sekalipun usahanya gagal namun setidaknya kita tidak gagal dalam pencapaian yang biasa-biasa.
Kira-kira apa yang dimimpikan oleh Bung Karno ya, sehingga ia dapat mengungkapkan sebuah kalimat yang begitu indah? Sebesar apakah mimpi beliau sehingga dapat mengungkapkan kalimat itu?
Apakah mimpi beliau begitu indah dan besar sehingga dia menyatakan bahwa mimpi itu digantungkan di atas langit yang tinggi?
Oh tentulah jawabannya ya begitu besar dan indah, mengingat bahwa langit begitu besar tak terkira. Tapi bukan itu yang inti dari pertanyaanku kalaulah beliau masih hidup.
Yang ingin kutanyakan adalah bagaimana dengan mimpi buruk? Apakah beliau tidak pernah mendapat sebuah mimpi buruk? Apakah beliau lupa akan mimpi buruk? Apakah mimpi buruk dianggap sebagai bunga-bunga tidur saja karena itu bukanlah sesuatu yang pantas untuk digantungkan di atas langit?
Ya tentunya maksud beliau pastilah tidak seperti dalam benakku. Ia mungkin bermaksud kita bermimpi akan yang baik-baik saja tanpa memimpikan yang buruk.
Nah, sejenak aku jadi berpikir begitu tapi kenapa mimpi buruk dilupakan begitu saja dan dianggap sebagai bunga-bunga tidur saja?
Begitu tak berartikah mimpi buruk itu? Sehingga dianggap bunga-bunga tidur yang dilakukan oleh alam bawah sadar.
Ah, entahlah. Toh akupun jarang bermimpi dalam tidurku. Jika ingin tidur, ya tinggal tidur saja tanpa pernah memikirkan mimpi apa yang terjadi dalam tidurku nanti.
Padahalkan kitab suci pernah bercerita tentang mimpi buruk yang merupakan sebuah tanda kewaspadaan. Contohnya mimpi yang dialami oleh Nabi Yusuf, di mana ia melihat sebelas bintang, matahari dan bulan bersujud kepadanya, yang bila dilihat secara manusiawi adalah hal yang indah mampu melihat bintang, matahari dan bulan bersujud dihadapan manusia tapi maksudnya dari mimpi itu adalah suatu peringatan dan kewaspadaan terhadap saudaranya yang iri terhadap Nabi Yusuf tersebut.
Begitu jugalah yang dialami oleh Fir’aun yang bermimpi melihat di tepian sungai Nil ada 7 lembu gemuk dimakan oleh 7 lembu kurus, di mana artinya juga merupakan sebuah tanda untuk berjaga-jaga dalam 7 tahun mendatang akan ada suatu kelimpahan panen dan sumber daya alam lainnya, dan 7 tahun setelah itu akan ada sebuah krisis kelaparan di seluruh negeri.
Sekian penjelasan tentang mimpi. Mimpi yang terbagi dua yaitu mimpi indah dan buruk.
Seperti dalam bait soundtrack film “Laskar Pelangi’:
“Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukkan dunia”
Walaupun bagi sebagian orang mimpi adalah bagian dari bunga tidur yang diperoleh melalui proses alam bawah sadar, tetapi secara sadar atau tidak sadar kita sebagai manusia kita tahu bahwasanya mimpi mempunyai sejuta arti yang bermakna ataupun tak bermakna.
Semua tergantung kepada si pemilik mimpi itu sendiri.
Salam hangat dari yang dulu sering mimpi tapi sekarang sudah jarang mimpi, namun bukan berarti sekarang tidak punya mimpi, loh.(*)