PIRAMIDA.ID- Anggota Ombudsman Robert Na Endi Jaweng memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya-Malang. Kegiatan yang bertema “Kepemimpinan Pemerintahan: Pemimpin Perubahan bagi Pelayanan Publik” itu diikuti oleh mahasiswa-mahasiswi Program Studi Ilmu Pemerintahan, Jurusan PPHI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Rabu (14/09/2022).
Dalam pemaparannya, Robert menyebut, tantangan kita adalah bagaimana menjawab visi dari reformasi birokrasi kita, yaitu Pemerintahan Berkelas Dunia.
“Dua kata kunci didalam pemerintahan berkelas dunia itu adalah Leadership dan governance. Leadership itu soal figur pemimpin perubahan dan governance adalah transformasi kepemimpinan itu kedalam sistem,” ungkap Robert.
Sebagai seorang pemimpin perubahan harus mempunyai tiga elemen yang sangat penting: Determinasi Otoritas, Manajemen Pengetahuan, Kepentingan Strategis.
Robert menjelaskan, birokrasi Indonesia adalah birokrasi lama yang sudah karatan, kerap membenarkan kebiasaan bukan membiasakan yang benar. Seorang pemimpin yang punya determinasi otoritas, bagaimana seorang pemimpin tidak hanya memilki otoritas juga memiliki kemampuan determinasi. Bagaimana determinasi ini menjadi otoritas fungsional, otoritas yang bekerja, otoritas kegiatan/pelaksanaan.
Kedua, bagaimana seorang pemimpin itu memiliki stok pengetahuan. Seorang pemimpin itu tidak hanya bermodalkan popularitas atau modal sosial. Sebelum menjadi seorang pemimpin itu sebelumya harus dibekali dengan pengetahuan yang mumpuni khusunya terkait dengan isu-isu perubahan. Ketiga, kepentingan strategis, di mana kepentingan strategis seorang pemimpin itu adalah menjalankan visi besar berskala pusat/nasional atau regional.
“Jangan pernah seorang pemimpin itu menyusupkan kepentingan-kepentingan pribadinya,” tutur Robert.
Robert melanjutkan, ada beberapa faktor kenapa harus berubah; perubahan di tingkat global dan perubahan di tingkat lokal. Trend perkembangan global saat ini luar biasa. Ada perkembangan dari sisi demokrasi dan sisi market pasar. Indonesia hari ini sedang berada pada masa keemasan, dengan tanda dominanya usia produktif serta tingkat tanggungan pada mereka yang usia produktif itu kecil. Tanggungan mereka yang usia produktif terhadap usia 0 -14 tahun dan diatas 64 tahun itu kecil.
“Oleh karena itu peluang besar jendela perubahan bagi kita, kita harus menyiapkan SDM yang mumpuni untuk menghadapi bonus demokrasi tersebut juga perubahan yang lain terkait gaya hidup dan perkembangan dunia informasi,” ungkap Robert.
Di tingkat lokal, ekosistem pemerintahan lokal kita sungguh menempatkan kepemimpinan sebagai kunci perubahan. Figur pemimpin perubahan, di mana visi dan manajemen perubahan tergambar dalam ragam gagasan cerdas, kreatif, penggerak publik, dan basis dukungan DPRD, manajemen APBD, inovasi layanan, kapitalisasi birokrasi. Serta integritas diri adalah keutamaan moral untuk menjadi teladan publik sekaligus sebagai prasyarat mutlak bisa bertindak tegas atas maladministrasi, korupsi dan aneka transaksi dipasar gelap kekuasaan.
Di samping itu, anggota Ombudsman yang menaungi lima bidang, yaitu Kepegawaian, Ketenagakerjaan, Kesejahteraan sosial, Kesehatan, dan BPJS itu juga menjelaskan dan memperkenalkan Ombudsman.Tentang bagaimana negara hadir sebagai bentuk pengawas atas pelayanan publik. Juga mengajak publik ketika hak atas pelayanan publiknya tidak terwujud untuk wajib melapor dan juga turut mengawasi penyelenggaraan atas pelayanan publik.
Pada sesi terakhir acara diberi kesempatan kepada peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut untuk bertanya jawab seputar tema kepemimpinan pemerintahan maupun tentang Ombudsman.(*)