Di tengah para ilmuwan di belahan dunia lainnya berlomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19, sebuah perusahaan China mengumumkan bahwa mereka telah membangun pabrik vaksin terbesar di dunia dengan kapasitas tahunan mencapai 100 juta dosis.
Fourth Construction Co., Ltd. dari China Electronics System Engineering membuat pernyataan pada hari Senin, 11 Mei 2020, mengklaim fasilitas produksi dengan Biosafety Level 3 (BSL-3) siap untuk memproduksi vaksin Covid-19 secara massal begitu terbukti aman dan efektif.
Menurut standar global, laboratorium atau fasilitas produksi dengan BSL-3 digunakan untuk pekerjaan yang melibatkan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit serius dan berpotensi mematikan melalui pernapasan, seperti SARS atau MERS.
Seperti Apa?
Sebagai salah satu kontraktor yang membangun fasilitas produksi BSL-3, perusahaan yang berbasis di Hebei ini bertanggung jawab untuk struktur desain dan konstruksi baja, teknik pendingin udara, sistem pasokan air, dan lain-lain.
Mereka telah berpengalaman dalam membangun fasilitas produksi untuk perusahaan-perusahaan biomedis berskala global. Proyek yang telah mereka kerjakan melibatkan vaksin, produk darah, antibodi, terapi sel, dan insulin.
100 Juta Ampul
Pada bulan April, Sinovac Biotech Ltd Cina, yang mendapat izin untuk memulai uji klinis vaksin untuk virus corona baru, juga menyatakan akan menyiapkan fasilitas produksi baru tahun ini dengan segera setelah memperoleh lahan dan pinjaman.
Unitnya yang berbasis di Beijing berencana untuk membuat hingga 100 juta ampul per tahun jika vaksin tersebut terbukti efektif. Jika tidak berhasil, bangunan dan peralatan akan digunakan untuk membuat jenis vaksin lain.
Delapan Kandidat
Dalam dokumen terakhir Draft Landscape tentang kandidat vaksin COVID-19 yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Mei, delapan kandidat telah masuk ke dalam evaluasi klinis, empat di antaranya dikembangkan oleh para peneliti China.
Vaksin Adenovirus Type 5 Vector, dengan metode yang digunakan oleh tim yang sama dalam mengembangkan vaksin Ebola pada 2017, telah memasuki uji klinis fase kedua.
Chen Wei, pengembang utaman Adenovirus Type 5 Vector, pada 25 April mengungkapkan kepada media China bahwa 508 sukarelawan telah diinokulasi selama fase kedua, dan sekarang sedang dalam proses observasi. Jika semuanya berjalan lancar, hasilnya akan dilihat pada bulan Mei.
80 Persen Yakin
Sementara itu, menurut pernyataan WHO bulan lalu, vaksin COVID-19 akan tersedia setidaknya 12 hingga 18 bulan lagi.
Namun dalam sebuah wawancara dengan CGTN pada bulan April, Dr. Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, mengungkapkan vaksin mungkin siap untuk penggunaan darurat pada bulan September. Batch pertama akan diberikan kepada petugas kesehatan di garis depan.
Sarah Gilbert, profesor vaksinologi di University of Oxford, mengatakan kepada surat kabar Times of London bahwa vaksin mereka juga akan tersedia untuk umum pada bulan September.
Dia ’80 persen yakin’ bahwa vaksin yang dikembangkan timnya akan bekerja. Namun dia mengingatkan bahwa kerangka waktu seperti itu ‘hampir mungkin jika semuanya berjalan dengan lancar,’ menambahkan bahwa tidak ada menjanjikan bahwa hal itu akan berhasil.
sumber: Dream.co.id