Oleh: Ticklas Babua-Hodja*
PIRAMIDA.ID- Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki pelbagai latar berlakang tokoh revolusi untuk perjuangan bangsa Indonesia. Pergolakan melawan penjajah selama 350 tahun bukanlah hal yang mudah ketika perlawanan tanpa memberi diri.
Leimena, yang dikenal sebagai founding fathers dalam dunia pergerakan mahasiswa Kristen, yakni Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) sekaligus pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo) salah satu pejuang yang gigih mengutarakan gagasannya yang dipakai sampai saat ini, yakni Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Sosok yang bisa dikatakan dokter bangsa ini adalah represantasi dari seluruh kalangan muda Kristen di Indonesia yang mana harus merasa pantas dan bisa meneruskan perjuangan bapak bangsa. Cendekiawan oikumenis dan nasionalis merupakan cikal bakal dari perjuangan Leimena yang terus mengakar dan terap berkobar. Secara kebetulan dan gamblang, saya dilahirkan tepat pada tanggal 06 Maret 1999 tepat di mana dr. Johannes Leimena dilahirkan.
Dr. Johannes Leimena (6 Maret 1905-29 Maret 1977) adalah seorang dokter, politisi, dan pahlawan nasional Indonesia. Ia tercatat sebagai salah satu menteri yang menjabat paling lama selama pemerintahan presiden Soekarno, dengan total masa jabatan hampir 20 tahun. Leimena duduk dalam 18 kabinet yang berbeda, dimulai dari Kabinet Sjahrir II (1946) sampai Kabinet Dwikora III (1966), baik sebagai Menteri Kesehatan, Wakil Perdana Menteri, Menko Distribusi, Wakil Menteri Pertama maupun Menteri Sosial.
Di luar itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan Konstituante, dan mengetuai Partai Kristen Indonesia (Parkindo) antara 1950 hingga 1961.
Leimena berasal dari Ambon, Maluku, dari sebuah keluarga Kristen dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pada usia dini, ia pindah ke Cimahi tahun 1914 dan tak lama kemudian Batavia untuk melanjutkan sekolahnya. Ia turut serta dalam pergerakan kebangkitan nasional, sebagai anggota Jong Ambon dan sebagai panitia Kongres Pemuda Pertama dan Kedua.
Dalam perihal keagamaan, Leimena juga aktif dalam gerakan oikumene. Selulusnya dari STOVIA tahun 1930, ia bekerja di berbagai rumah sakit, mulai di Batavia sebelum pindah ke Bandung. Selama pendudukan Jepang, ia menjabat sebagai direktur rumah sakit di Purwakarta dan Tangerang.
Selama Revolusi Nasional Indonesia, Leimena memulai karirnya dalam pemerintah sebagai Wakil Menteri Kesehatan, lalu sebagai Menteri Kesehatan. Ia juga merupakan seorang diplomat yang diutus ke perundingan-perundingan, seperti Linggarjati, Renville, Roem-Roijen, dan Konferensi Meja Bundar. Leimena membantu pendirian Parkindo selama masa ini, dan mulai menjadi ketua umum sejak 1950.
Dalam karirnya sebagai Menkes, Leimena memprioritaskan pencegahan penyakit di wilayah pedesaan dan melandasi sistem Puskesmas yang kini ada. Leimena juga sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan Menteri Distribusi, sebagai salah satu menteri yang paling dekat ke Presiden Soekarno.
Leimena sangat terdampak oleh peristiwa-peristiwa Gerakan 30 September 1965 mengingat rumahnya sempat diserang. Dalam pertemuan-pertemuan yang berlangsung seusai peristiwa tersebut, Leimena dianggap telah memberikan nasihat yang mencegah pecahnya perang saudara kepada Soekarno. Ia juga menyaksikan penandatanganan Supersemar pada 1966.
Selama masa Orde Baru, Leimena tidak lagi menjabat menteri, tetapi ia masih aktif dalam politik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung sementara banyak koleganya yang dipenjarakan. Ia wafat pada tahun 1977 dan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2010.
Kini 117 tahun tahun telah berlalu, 06 Maret 2022 tepat tanggal kelahiran bapak perjuangan bangsa, Dr. Johannes Leimena yang juga kelahiran saya sebagai kader Kristen yang berproses di wadah belajar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di mana itu salah satu buah pikiran dari Leimena itu sendiri. Kiranya menjadi cerminan bagi seluruh anak muda Kristen Indonesia agar terus kobarkan api perjuangan oikumenis dan nasionalis.
Penulisan kali ini bukan semata-mata untuk menyamakan nafas perjuangan Leimena dan saya. Hanya saja ini adalah bagian dari bentuk pengabdian dan pengabadian Leimena yang coba dikemas agar segala tindakan Leimena tetap mengakar pada tubuh bangsa dan negara. Nasionalis, oikumenis, sosialis, dan religius bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selamat Hari Ulang Tahun Bapak Bangsa, Dr. Johannes Leimena!
Penulis merupakan Kader GMKI Cab. Jailolo. Aktif menulis opini dan esai di berbagai media.