PIRAMIDA.ID- Puluhan rumah yang berada di Sinaksak, Kabupaten Simalungun kembali tergenang banjir hingga mencapai kedalam 3 meter, rumah ibadah (mushola) yang berada di tengah-tengah perumahan warga juga ikut terendam.
Pada pertengahan bulan Agustus di Tahun 2020, sudah pernah terjadi banjir dan merendam kurang lebih 38 rumah, tetapi masih dapat diatasi oleh warga karena adanya saluran irigasi ke sungai.
Namun karena saat ini sedang ada pembangunan proyek oleh PT. KAI di sisi rel kereta api, menyebabkan air tidak memiliki saluran irigasi dan tetap tergenang.
Warga yang rumahnya terendam banjir terpaksa harus mengungsi ke kawasan yang lebih tinggi dan beberapa warga yang tidak ingin mengungsi lebih memilih untuk mengontrak agar dapat menjalani kehidupan sehari-harinya.
Awal bulan Desember kemarin, peristiwa ini mendapat perhatian penuh dari masyarakat sekitar dan juga pemuda-pemudi yang tergabung dalam beberapa organisasi kepemudaan, salah satunya adalah KSPM yang tergabung dalam GMP (Gerakan Mahasiswa Peduli), terdiri dari GMKI, PMKRI, dan KSPM.
“Kami turut serta dalam menggalang dana untuk membantu warga tedampak bencana alam dan GMP juga telah menyurati Pemerintah setempat agar dapat lebih memperhatikan kondisi banjir yang ada di Sinaksak, Kecamatan Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara,” kata simpatisan KSPM, Daniel Perangin-angin, Senin (8/12/2020).
Diketahui, akhir bulan Desember 2020 telah berjalan pembuatan gorong-gorong yang nantinya akan menjadi saluran irigasi air dari kawasan warga ke sungai oleh PT. KAI.
Tetapi pada Selasa, 11 Januari 2021 Daniel bersama rekannya kembali mengecek perkembangan pembangunan gorong-gorong tersebut, di mana ternyata diberhentikan karena pekerjanya diliburkan.
Salah seorang warga yang mereka temui mengatakan bahwa, “Pembangunan gorong-gorong itu sempat dimulai kembali pada awal bulan Januari tetapi sudah seminggu ini pembangunannya berhenti karena pekerjanya libur.”
Sebagian besar warga tedampak banjir telah kembali menempati rumahnya masing-masing karena air sudah mulai surut, tetapi warga yang rumahnya berada di ujung masih tetap mengungsi karena rumahnya masih terendam air.
Pada Jumat, 15 Desember 2020, mereka juga kembali mendapat kabar bahwa warga yang menempati rumahnya kembali mengungsi dan meninggalkan rumah mereka karena debit air yang semakin tinggi.
Hal ini terjadi karena sudah dua hari berturut-turut hujan deras mengguyur dan ditambah lagi dengan pembangunan gorong-gorong yang berhenti sehingga air tidak mempunyai saluran irigasi.
KSPM (Kelompok Studi Pendidikan Merdeka) sendiri menuntut dengan tegas agar PT. Kereta Api Indonesia (KAI) kembali memulai pengerjaan gorong-gorong dengan cepat, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar kawasan PT. KAI dan supaya kejadian ini tidak terulang kembali.(*)