Oleh: Alberto Nainggolan*
PIRAMIDA.ID- Sebelum mengenal atau mendalami makna sila ketiga dalam organisasi terlebih dahulu kita harus mengetahui makna organisasi terlebih dahulu. Dalam KBBI, organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas orang-orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan jika diartikan kedalam bahasa Belanda, organisatie (organisasi) yang merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang berkumpul dalam wadah yang sama untuk mencapai tujuan.
Wadah yang dimaksud kader dalam perkumpulan (organisasi) yang berjalan saling bersama ataupun berkolaborasi dalam suatu kegiatan, apabila suatu hal yang tak terduga terjadi di dalam maupun organisasi maka ingatlah apa tujuan diadakannya kegiatan tersebut.
Menurut Chester I .Bernard, organisasi adalah suatu sistem aktivitas yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Jika kita ambil dari sila ketiga Pancasila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”, maka sila ketiga dapat bermakna dalam suatu organisasi.
Sila ketiga bermakna dalam menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa yang menjamin kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sila ketiga juga dapat bermakna dalam menumbuhkan rasa patriotisme terhadap elemen, baik itu masyarakat maupun organisasi yang terbentuk di tengah -tengah masyarakat.
Selain itu sila ketiga Pancasila dalam organisasi dapat bermakna dalam mengembangkan pergaulan ataupun relasi demi persatuan dan kesatuan dalam bangsa terkhusus di dalam suatu organisasi.
Penguatan Persatuan Indonesia di Dalam Organisasi PMKRI
Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) selaku organisasi yang berada di tengah masyarakat sejauh ini telah menguatkan persatuan baik di dalam internal maupun eksternal organisasi.
Tiga benang merah PMKRI juga salah satu alasan kuatnya persatuan kader PMKRI. Tiga benang tersebut adalah kristianitas (berpihak pada kaum tertindas); fraternitas (wujud persaudaraan sejati); dan, intelektualitas (penguasaan ilmu pengetahuan harus diabdikan bagi kesejahteraan umat manusia).
Ketiga unsur tersebut yang selalu mengarahkan dan menyemangati kader PMKRI menjaga persatuan di dalam maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang akhirnya menjadi nilai pengikat dan nilai penguji.
Nilai pengikat dalam PMKRI kekhasan yang telah terinternalisasi pada akhirnya akan memunculkan kesadaran bahwa PMKRI telah menyumbangkan karakter yang membedakan dan memberikan kelebihan terhadap anggotanya sehingga kesadaran ini pada akhirnya akan menimbulkan ikatan batin dan rasa memiliki tanggung jawab terhadap perhimpunan.
Nilai penguji dalam PMKRI, yakni ketiga benang merah tersebut akan menjadi wadah dan tolak ukur dalam kematangan kader dan komitmen para anggota terhadap pembinaan dan perjuangan PMKRI.
Kristianitas, fraternitas, intelektualitas dalam menumbuh-kembangkan integritas pribadi yang utuh, pada gerak langkah loyalitas yang harus dimiliki kader. Selain tiga benang merah penguatan persatuan juga sering ditingkatkan pada bidang olahraga dan diskusi mingguan.
Baru-baru ini diskusi mingguan yang diselenggarakan penulis untuk menumbuhkan persatuan bersama dalam margasiswa taktis. Selain tiga benang merah dalam sebuah organisasi harus mencari perbedaan dan saling menyatukan perbedaan.
Jika ada sebuah pertanyaan bagaimana cara menguatkan sila ketiga dalam sebuah organisasi? Kita harus belajar memulainya dari diri sendiri, mampu mengendalikan emosional dan mampu menggunakan mindset agar persatuan dan kesatuan dapat tercipta dalam bangsa maupun organisasi.
Dengan terkendalinya emosional dan penggunaan mindset dalam diri, maka doktrin sesat ataupun hoax yang beredar akan terkendali sehingga persatuan dan kesatuan bangsa dapat terjaga dengan baik.(*)
Penulis merupakan Kader PMKRI Cab. Pematang Siantar.