PIRAMIDA.ID- Ikatan Mahasiswa Simalungun (IMAS) Universitas Sumatera Utara (USU) adalah salah satu organisasi kemahasiswaan yang berbasis kedaerahan. Organisasi ini sudah berumur 18 tahun dan berdiri sejak tahun 2002.
Organisasi ini aktif melakukan kegiatan pengabdian di Kabupaten Simalungun setiap tahun dalam beberapa bidang, seperti pendidikan desa tertinggal, budaya, pertanian, dan pengabdian ke desa-desa tertinggal di kabupaten Simalungun.
“Hiranan Hu Tanoh Simalungun” merupakan motto yang tetap dirawat organisasi ini melalui kegiatan yang di lakukan terkait beberapa bidang itu. Hiranan berarti rindu ingin berbuat.
IMAS USU juga merupakan organisasi kedaerahan yang memboboti kader- kadernya untuk memiliki “ahap” Simalungun. Ahap artinya adalah perasaan, kepedulian yang mendalam.
Di dalam waktu dekat akan dilakukan penyebaran atau distribusi buku “Kisah Penjaga Danau” karya Thompson Hs ke desa Nagori Purba, Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun.
Desa ini adalah tempat di mana pada tahun 2017 IMAS USU melaksanakan program PMD (pengabdian Masyarakat Desa). Kenapa daerah ini dipilih? Karena secara geografis desa ini terletak dekat tepi Tao Silalahi, dan sekalian juga membangun silaturahmi dengan masyarakat desa.
Riyan Wendy Tambunan (pengurus 2 tahun lalu) dan Monika Garingging (pengurus di seksi seni dan budaya) pada Kampanye BISA (Bersih Indah Sejuk Aman) sengaja hadir di Tongging dan Silalahi sebelum melaksanakan agenda ke Nagori Purba dalam waktu dekat.
Tujuan ke Nagori Purba juga merupakan selaim “Secangkir kopi untuk membuka gerbang pariwisata” di sana dan menjadi topik diskusi di pertemuan dengan pemuda yang akan dilaksanakan di areal camp yang sedang dirintis masyarakat untuk menjadi destinasi wisata.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara anggota aktif IMAS USU dengan alumni.
Buku “Kisah Penjaga Danau” dibayangkan dapat mendorong secara simbolik bagi orang-orang lokal di Kawasan Danau Toba tanpa terkecuali, termasuk di Nagori Purba Simalungun.(*)