Agung Baster*
PIRAMIDA.ID- 5.000 tahun lalu di sebuah tempat di Mesopotamia Kuno antara sungai Tigris dan Eufrat ada tempat bernama Uruk atau yang kita kenal hari ini dengan sebutan Irak.
Nah, tempat ini kemudian dianggap sebagai awal peradaban di dunia.
Kenapa Uruk disebut kota awal peradaban dunia padahal ada banyak tempat yang lebih tua yang sudah dihuni manusia selain Uruk?
Jawabannya, karena di tempat inilah manusia untuk pertama kalinya mengenal dan membagi waktu menjadi menit, jam, hari, bulan, dan tahun.
Semua pembagian waktu ini berdasarkan pengamatan bulan dan bintang-bintang di langit — singkatnya sistem pembagian waktu yang kita kenal hari ini itu peninggalan dari kebudayaan Uruk ini.
Di tempat ini juga manusia untuk pertama kalinya menang melawan waktu di mana di tempat ini manusia untuk pertama kalinya juga menemukan yang namanya tulisan.
Mungkin ada yang bertanya apa pentingnya sebuah penemuan tulisan?
Tulisan sendiri bisa membuat pemikiran manusia maupun suatu peradaban bisa menembus waktu yang sangat panjang dan dibaca oleh puluhan generasi sesudahnya.
Dan itu adalah kemenangan manusia melawan waktu, karena tubuh kita tidak abadi dan dibatasi oleh umur, tapi tulisan dan pemikiran kita masih bisa dibaca jauh sesudah kita mati.
***
Salah satu tulisan tertua yang diketahui manusia berasal dari Uruk ini adalah puisi putri Akkadia yang bernama Enheduanna yang berjudul “Wanita Berhati Besar”.
Tulisan puisi Enheduanna ini jauh lebih tua dari semua Kitab Suci yang kita ketahui dalam peradaban manusia, karena agama tertua yang masih ada sampai saat ini adalah Hindu di mana Hindu sendiri kitab tertuanya baru berumur 4.000 tahun yang lalu, sedangkan puisi Enheduanna sudah berumur setidaknya 4.300 tahun.
Namun yang paling terkenal dari Uruk adalah tentang munculnya cerita superhero pertama dalam sejarah manusia yang bernama Gilgamesh. Bagi banyak sejarawan, Gilgamesh dianggap sosok yang menginspirasi banyak mitologi agama-agama sesudahnya.
Bahkan dalam kisah pencarian Gilgamesh ini untuk menjadi abadi, dia nanti akan bertemu dengan yang namanya Utnapishtim yang menceritakan bagaimana dunia di zaman dulu ditenggelamkan dengan Banjir Bah raksasa oleh para dewa-dewa.
Utnapishtim juga menceritakan bagaimana dia bisa selamat karena ditolong oleh dewa Enki yang memerintahkannya untuk membuat sebuah bahtera raksasa dan memasukan keluarganya serta setiap pasang mahluk hidup di bumi kedalam perahunya karena tidak lama lagi dewa lainnya akan menenggelamkan bumi.
Dan akhirnya memang dalam cerita itu Bumi ditenggelamkan para dewa Mesopotamia Kuno karena para dewa-dewa ini muak dengan manusia, di mana akhirnya memang hanya Utnapishtim bersama keluarganya serta binatang-binatang yang berpasangan di dalam perahunya saja yang selamat.
Terdengar sangat mirip kisah Noah (Nuh), bukan?
Tapi percayalah, cerita ini jauh lebih tua dari semua kitab Abrahamic, karena cerita ini tertulis dalam prasasti Epic Gilgamesh yang umurnya hampir 1.000 tahun lebih tua dari kitab Perjanjian Lama yang paling tua — atau sudah ada sekitar 3.800 -3.100 tahun lalu.
Selain kisah banjir besar, epic Gilgamesh sendiri memuat banyak mitologi lainnya yang disadur dan copas oleh berbagai agama sesudahnya, seperti Tembok Raksasa Uruk yamg tidak tertembus apapun, maupun pertarungan Gilgamesh dengan berbagai monster dan makhluk mitologi lainnya sampai ke ujung dunia — kala itu dunia masih dianggap lempeng dan memiliki ujung.
Sebagian mitologi ini kemiripannya masih bisa ditemui di berbagai kitab agama dan kepercayaan modern hari ini.
Itu sebabnya sejarawan sepakat jika budaya Mesopotamia dan Sumeria kuno terutama Uruk ini adalah sumber inspirasi yang mempengaruhi budaya dan kepercayaan sesudahnya bahkan sampai hari ini.
Walaupun dalam akhir epos kisahnya Gilgamesh tidak memperoleh keabadian seperti yang diinginkannya, yang jelas, kisah Mesopotamia dan Sumeria kuno sudah diabadikan dalam tulisan yang berumur hampir 4.000 tahun dan masih bisa kita telusuri sampai hari ini, bahkan sistem waktu yang mereka ciptakan dulu masih kita pakai sampai hari ini.
Dengan kata lain, manusia memang sudah berhasil menaklukan sang waktu — ya, dengan tulisan yang abadi.
————————————————————
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Uruk
https://en.wikipedia.org/wiki/Uruk_period
http://www.ancient.eu/uruk/
http://classicalarthistory.weebly.com/library/enheduanna-poems
http://www.ancient.eu/Enheduanna/
https://en.wikipedia.org/wiki/Mesopotamia
https://en.wikipedia.org/wiki/Enheduanna
https://en.wikipedia.org/wiki/Epic_of_Gilgamesh
https://en.wikipedia.org/wiki/Gilgamesh
https://en.wikipedia.org/wiki/Utnapishtim
https://en.wikipedia.org/wiki/Enkihttps://en.wikipedia.org/wiki/Gilgamesh_flood_myth
Cosmos: A Spacetime Odyssey episode 11
http://channel.nationalgeographic.com/cosmos-a-spacetime-odyssey/
Penulis merupakan penggiat media sosial dan science enthusiast.