Para peneliti mengungkapkan percikan cairan saat orang berbicara yang mengandung virus corona bisa mengambang di udara selama beberapa menit. Hal itu bisa memicu penularan baru terhadap orang lain.
Sebuah studi terbaru yang dilakukan Institut Kesehatan Nasional dan Universitas Pennsylvania menemukan, berbicara terlalu keras selama satu menit di ruangan tertutup bisa menimbulkan sedikitnya 1.000 percikan cairan mengandung partikel virus corona penyebab Covid-19.
Dilansir dari laman CNN, Jumat (15/5), cairan percikan itu bisa berada di udara selama lebih dari delapan menit, menurut studi yang dipublikasikan Selasa lalu di jurnal terbuka PNAS.
Menurut penelitian lain, hal itu sudah cukup untuk memicu penularan baru jika seseorang menghirup udara di sekitar percikan itu.
Untuk melakukan eksperimen itu para peneliti menyuruh seseorang mengucapkan kata “stay healthy” atau “jaga kesehatan” berulang kali melalui sebuah lubang yang dihubungkan ke sebuah kotak tertutup untuk mewakili ruang tertutup tanpa ventilasi.
Kata “stay healthy” dipilih karena huruf “th” pada kata “healthy” bisa memicu keluarnya percikan.
Para peneliti kemudian memakai laser untuk melihat apa yang terjadi dengan percikan yang keluar dari ucapan mulut orang itu.
Sebagian percikan yang keluar ada yang menguap dan ada yang masih bertahan mengambang di udara.
Berdasarkan pengamatan para ahli, mereka menyimpulkan dalam kehidupan nyata, partikel yang keluar dari mulut seseorang itu bisa terhirup oleh orang lain sehingga menimbulkan penularan virus berikutnya.
sumber: Merdeka.com