PIRAMIDA.ID- Mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus Pematang Siantar melakukan focus group discussion (FGD) dalam rangka menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, Senin (10/10/2022).
Kegiatan tersebut diadakan di Cafe Resto Puncak, Jalan Nusa Indah, Kecamatan Siantar Barat, Senin 10 Oktober 2022 serta berlangsung dengan khidmat dan antusias.
Kelompok Cipayung Plus yang terdiri dari IMM, PMII, HMI dan GMNI, dan juga beberapa tamu undangan mewakili seluruh BEM dan Kampus yang ada di Kota Pematang Siantar.
Hadir mewakili Pemko Pematang Siantar, Kabag Kesbangpol Sofie Saragih; mewakili Polres Pematang Siantar Wakapolres Pematang Siantar Kompol Ismawansa; narasumber Mangasi Tua Purba, S.H., dan, H.M Syarif Ritonga, Lc., M.HI.

Bill Fatah Nasution, S.Sos selaku Ketua Umum PC IMM Pematang Siantar mewakili Cipayung Plus mengatakan bahwa terbentuknya giat diskusi ini berangkat dari keresahan, di mana mereka melihat harapan hidup di Kota Pematang Siantar cukup tinggi namun berbanding terbalik dengan realisasi dan optimisme pembangunan yang ada.
Maka Bill menegaskan, bahwa hari ini para pemuda dan mahasiswa berkumpul agar menghasilkan saran dan gerakan revolusi mental, yaitu positif jangan sampai menjadi revolusi mentel, yaitu membal atau kebebalan.
Sofie Saragih dalam sambutan bermohon maaf karena wali kota tidak bisa hadir karena ada rapat dengan Kementrian di Yogjakarta.
“Wali kota terkhusus Pemko Pematang Siantar sangat mengapresiasi kegiatan yang bersifat positif seperti ini,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa revolusi mental adalah sesuatu yang sangat ditekankan oleh Presiden Jokowi, yaitu berpokir optimis jangan sampai pesimis dan harus kaya akan wacana pembangunan ke depannya dan pemko terus berharap dapat berkolaborasi dalam menyongsong Siantar sehat sejahtera berkualitas.
Kapolres Pematang Siantar yang diwakili Wakapolres Kompol Ismawansa mengatakan bermohon maaf atas ketidahadiran pak Kapolres karena adanya agenda yang lain namun beliau tetap mendukung dan memberi apresiasi terlaksananya forum-forum diskusi ini tentunya untuk menciptakan rasa keamanan dan ketertiban yang ada.
Hadir sebagai narasumber, Mangasi Tua Purba, S.H., menilai bahwa revolusi mental harus mendasar dan berawal dari perubahan yang funsamental, ia bercerita bagaimana gejolak mahasiswa dari mulai tahun 66-98.
“Sebagai aktivis kemahasiswaan tentu hari ini kita bisa melihat nilai harga mahasiswa sudah memudar untuk hari ini kita tegaskan bahwa kita harus mengembalikan nilai dan harga mahasiswa sebagai agent of change,” paparnya.
Narasumber kedua berasal dari latar belakang akademisi dan juga dosen STAI UISU Pematang Siantar, yaitu H. M. Syarif Ritonga, Lc., M.HI., yang menyampaikan rasa bangga karena forum seperti ini sudah jarang dilaksanakan semenjak pandemi yang melanda.
Dia bercerita bagaimana gejolak dan kepentingan yang selalu melanda mahasiswa, apalagi stigma dari berbagai elemen yang selalu menunjukkan pro dan kontra akan setiap kejadian, untuk itu dia selalu menegaskan mahasiswa dan pemuda terkhusus generasi muda adalah pemantau dari arah pembangunan Kota Pematang Siantar ini.
Forum diskusi tersebut diikuti oleh berbagai elemen pemuda dan mahasiswa yang ada di Siantar. Forum diakhiri dengan sesi foto bersama.(*)