PIRAMIDA.ID- Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 23 Juli berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984. Hari Anak Nasional merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa Indonesia dalam menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh, dan berkembang.
Tahun ini tema yang diangkat pada Hari anak Nasional adalah “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dengan tagline #AnakPeduliDiMasaPandemi”.

Malona Aruan, selaku Kabid Pemberdayaan Perempuan menyampaikan, untuk merayakan Hari Anak ini, Bidang Pemberdayaan Perempuan PP GMKI mengadakan Webinar dengan topik “Bebas Stunting, Anak Cerdas, Indonesia Maju”. Hal ini didasari pertimbangan bahwa kasus stunting pada anak di Indonesia tergolong masih tinggi. Padahal stunting menjadi indikator penting kualitas sumber daya manusia ke depan.
Pemerintah dalam RPJMN menargetkan penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024. Pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai target tersebut.
Saat pemateri berlangsung Dr. Tiopan Sipahutar menyampaikan bahwa stunting adalah sebuah kondisi gagal tumbuh yang dialami anak sebagai manifestasi kekurangan gizi kronik dan infeksi berulang terutama pada masa 1000 hari pertama kehidupan atau masa yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun setelah dilahirkan.
Beliau juga menyampaikan bahwa stunting memiliki efek jangka pendek maupun jangka panjang berkaitan dengan segala aspek kehidupan. Efek jangka pendek termasuk didalamnya meningkatnya angka kesakitan dan kematian, menurunnya perkembangan kognitif dan motorik, meningkatnya biaya perawatan anak sakit dan sebagainya. Sedangkan efek jangka panjang seperti meningkatnya obesitas dan penyakit lainnya, kesulitan belajar di sekolah, menurunnya kapasitas kerja dan produktifitas, serta efek lainnya.
Lanjut, Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak dan Pendidikan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Pak Entos menyebutkan bahwa kecukupan gizi seseorang memiliki kaitan yang erat dengan kecerdasan, dan pada masa 1000 hari pertama kehidupan itu merupakan masa emas pertumbuhan otak anak.
Oleh karenanya intervensi gizi pada masa ini sangatlah penting. Beliau juga menyampaikan bahwa persoalan stunting bukan persoalan individu tapi menjadi persoalan lingkup keluarga, sehingga saat ini dipegang oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sehingga intervensi pencegahannya bersifat komprehensif.
Di sisi lain, wakil ketua komisi IX DPR RI, Bapak Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan apresiasi kepada PP GMKI yang telah mengadakan webinar ini, dikarenakan telah peka dan peduli pada isu stunting. Beliau menyampaikan bahwa stunting bukanlah persoalan yang baru, tapi merupakan persoalan yang sudah lama dan klasik. Beliau menambahkan bahwa kerjasama lintas sector sangat penting dioptimalkan untuk menurunkan kasus stunting di Indonesia.
Besar harapan melalui webinar ini dapat mengedukasi dan memberikan pemahaman baru kepada masyarakat dalam persoalan stunting ini serta untuk masalah stunting ini menjadi perhatian yang lebih dan kerjasama dari semua aspek dan semua elemen masyarakat untuk bersama sama melakukan upaya mengatasi penurunan angka stunting ini. Karena masa depan bangsa ini ada di tangan anak-anak bangsa yang sehat dan cerdas.(*)