Oleh: Priadi Pasaribu*
PIRAMIDA.ID- Tulisan ini kupersembahkan untuk setiap insan yang masih memiliki bara api perjuangan di sanubarinya yang paling dalam. Semoga semangat itu tidak padam dan tetap menyala-nyala murni. Selamat membaca dan menikmati
Tanggal 28 Oktober menjadi lebih menarik bagi penulis. Bukan menjadi angka togel ataupun angka keramat. Tetapi pada 28 Oktober 1928, 94 tahun yang lalu para pemuda Indonesia berkumpul, menyatukan gagasan lalu melahirkan butir-butir yang kita kenal sekarang Sumpah Pemuda.
28 Oktober 2019, 3 tahun lalu para pemuda Tapanuli Utara di Jambi juga berkumpul, menyatukan ide dan melahirkan paguyuban IMATAPUT-Jambi ini.
Menariknya bukanlah karena waktunya yang bertepatan. Tetapi tentang para pemuda yang bergerak. Jikalau anak-anak muda sudah berkumpul, membuang ego sektoral, melepaskan identitas pribadi, menyatukan kepentingan, menyamakan persepsi, berembuk dalam satu gagasan atau ide niscaya sesuatu yang besar boleh terjadi.
Hari ini Ikatan Mahasiswa Tapanuli Utara-Jambi (IMATAPUT-JAMBI) bertambah satu tahun, kini berusia 3 tahun. Masih begitu belia, seumur jagung katanya. Tetapi usia hanyalah angka-angka. Baik genap ataupun ganjil, usia hanya bilangan semata. Usia muda tidak lantas menghakimi bahwa tidak bisa melakukan pekerjaan besar. Terlalu sempit untuk menghakimi usia muda (baik seseorang ataupun keorganisasian) hanya bisa dalam perkara kecil. Seperti kata Bung Karno, “orang tua hanya bisa bermimpi tetapi pemuda dapat mengguncang dan merubah dunia.”
Laksana bahtera di samudera lepas. Setiap orang-orang di dalam adalah bagian yang penting dan saling melengkapi. Tenggelam atau tidaknya bahtera itu tergantung orang-orang di dalamnya. Jikalau ingin tenggelam cukup dengan apatis, tidak tahu menahu dengan kondisi kapal niscaya akan karam. Jikalau ingin bermuara sampai ke dermaga. Maka harus digerakkan bersama.
Jikalau IMATAPUT-Jambi ingin bermuara sampai ke cita-citanya maka haruslah bersatu padu, saling bahu membahu, membanting tulang sama-sama, memikul berat ringannya sama-sama, gotong royong. Niscaya ikatan ini tidak akan pernah karam.
Di hari lahirnya ini, perlu penegasan kembali. Keberhasilan IMATAPUT-Jambi bukanlah ketika berhasil mengadakan kegiatan besar. Bukan karena mengadakan event menarik, ramai, dihadiri banyak orang. Bukan pula karena berhasil mengadakan acara di tempat mewah, ruang ber-AC. Itu hanyalah sepotong kesuksesan organisasi. IMATAPUT-Jambi baru dapat dikatakan berhasil ketika menjadi ladang berproses yang baik untuk semua anggota.
Orientasinya adalah proses. Bukan bermaksud menyampingkan program kerja. Program kerja tetap penting tetapi aktivitas-aktivitas yang di lakoni dan di jalani dapat memberikan nilai tambah bagi semuanya lebih fundamental.
Maka IMATAPUT-Jambi harus menjadi ladang untuk menyemai gagasan juga ide, menciptakan pengalaman berharga, mendapat manfaat dari relasi juga interaksi yang terjadi, dan mendapatkan pelukan kehangatan sebagai sebuah keluarga. Itulah yang pertama-tama dan terutama.
Selamat dies natalis ke-3 bagi Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Tapanuli Utara-Jambi. Jangan bosan, sebab tak ada perjuangan yang sia-sia. Panjang umur perjuangan dan panjang umur hal-hal baik. Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi setiap ikhtiar yang kita lakukan. Horas!(*)
Penulis merupakan Demisoner Wakil Ketua IMATAPUT-Jambi.