PIRAMIDA.ID- Perayaan Jumat Agung merupakan perayaan yang diadakan oleh umat Kristiani untuk memperingati pengorbanan, penderitaan, dan wafatnya Yesus. Salib, selalu diidentikkan dengan Kekristenan. Sebab Salib menunjuk kepada penderitaan Yesus Kristus Sang Juru Selamat dunia yang mati di atas kayu salib. Dengan demikian, secara simbolik, salib adalah identitas orang Kristen.
Rangkaian hari raya Paskah, terutama saat masuk Jumat Agung merupakan hari di mana peringatan penyiksaan kepada Yesus yang disalibkan.
Sejalan dengan itu, jemaat HKBP Kebun Marjandi juga mengambil bagian untuk memperingati Jumat Agung dengan melaksanakan pementasan jalan salib pada Jumat (15/04/2022).
Drama Jalan Salib secara detail menggambarkan penangkapan, pengadilan serta hukuman berat yang diterima oleh Yesus Kristus. yang diperankan oleh Remaja Naposo Bulung & Anak Sekolah Minggu HKBP Kebun Marjandi pada saat acara ibadah telah dilaksanakan.
Tepat pukul 12.00 WIB drama Jalan Salib dimulai hingga selesai. Peran sebagai Yesus diambil alih oleh salah satu anggota Remaja Naposo Bulung HKBP Kebun Marjandi yang bernama Novendra Sidabutar (19), sebelah kiri Yesus diperankan Oleh Martua Sihombing (17) dan sebelah kanan diperankan oleh Joel Silalahi (16) dan peran lainnya diperankan oleh anggota Remaja Naposo Bulung & Anak Sekolah Minggu HKBP Kebun Marjandi.
Cerita drama Jalan Salib diambil dari nats Alkitab Matius, Markus, Lukas dan Yohannes sebagai pelengkap cerita yang mengisahkan saat Yesus berdoa di taman Getsemani sampai Yesus disalibkan di Bukit Golgata dan akhirnya Yesus menyerahkan seluruh nyawa-Nya Kepada Allah.
Tujuh pesan Yesus diambil dari ayat alkitab; (a) Luk. 23:34, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat“; (b) Luk. 23:43, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (c) Yoh. 19:26-27 “Ibu, inilah, anakmu!” dan “Inilah ibumu!“; (d) Mar 15:34 “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?“; (e) Yoh 19:28 “Aku haus!“; (f) Luk 23:46 “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.“; (g) Yoh 19:30 “Sudah selesai“.
Semua yang berperan tampak mendalami peran masing-masing. Tampak umat yang hadir terharu dan hanyut dalam drama penyaliban ini.
“Saya merasa sedikit kesulitan dan merasa tidak pantas menjadi pemeran Yesus pada drama Jalan Salib Jumat Agung yang lalu, namun di balik itu semua, saya mempersembahkannya saja kepada Tuhan. Saya sangat tersentuh dan tahu bagaimana rasanya disiksa terutama saat dicambuk, terasa sakitnya. Jadi, kesannya sangat luar biasa bahwa Tuhan Yesus mau menjadi manusia untuk menebus dosa manusia. Pesannya kepada yang lain jangan takut untuk menjadi pemeran Yesus hanya takut dicambuk dan memikul salib tetapi seharusnya takut karena merasa tidak layak dan tidak pantas berperan sebagai Yesus. Selanjutnya jika ada tawaran berperan sebagai Yesus dalam drama jalan salib, teman-teman jangan ragu untuk mengambil peran tersebut karena itu merupakan suatu pelayanan,” ujar Novendra Sidabutar (19) selaku pemeran Yesus dalam drama Jalan Salib ini.
Salah seorang penonton yang Ikut menyaksikan pementasan drama, Josua Tambunan mengaku kisah sengsara Tuhan Yesus yang ditampilkan menyegarkan ingatan akan iman pada kesengsaraan Yesus.
“Meski ini hanya berupa drama, tapi apa yang mereka pentaskan mampu mengingatkan kita betapa Yesus sangat sengsara menanggung dosa umat manusia, Dari pesan ini, kita melihat bagaimana Yesus ingin membawa keselamatan bagi semua orang dengan memberikan pengampunan kepada umat manusia, sehingga manusia dapat bersatu dengan Allah di dalam Kerajaan Surga,” ujarnya saat dijumpai di tempat lokasi, Jumat (15/04/2022).
Kisah sengsara Yesus Juga membawa yang berperan dan melihat merasa iba dan merasa bersalah akan dosa-dosa yang membuat Tuhan Yesus disalibkan, berkorban untuk seluruh umat manusia di dunia. Sungguh betapa besar pengorbanan Yesus untuk kita anak-anak-Nya.
Fernand Malau selaku pembina Naposo Bulung HKBP Kebun Marjandi, merasa puas akan keberhasilan pementasan drama jalan sepuas ini, penampilan mereka dan berhasil membuat semua yang melihat ikut menangis melihat penderitaan yang dialami Yesus Kristus disalibkan.
“Saya juga berterima kasih kepada tim; Anwar Lumbantoruan, Meliati Tambunan, dan Irpan Marpaung yang membantu saya dan tim dalam acara Jalan Salib Remaja Naposo Bulung & Anak Sekolah Minggu Kebun Marjandi,” tutur Fernand Malau sebagai Pembina Naposo Bulung.
Semoga pengorbanan Yesus di kayu salib tidak sia-sia, mari menjadi anak muda yang menanamkan dan menyebarkan firman Tuhan. Kasih Tuhan sungguh nyata!(Meliati Tambunan).