PIRAMIDA.ID- Siapa, sih, yang tidak mengenal rumah makan padang? Rumah makan padang merupakan tempat makan khas Padang yang dapat dijumpai di mana pun Kawan berada. Hebatnya, salah satu lauknya, yaitu rendang, telah dinobatkan oleh CNN sebagai makanan telezat di dunia pada Juli 2011 lalu.
Menu nasi putih dengan aneka lauk yang diolah dengan santan ini cocok dinikmati kapan pun dan di mana pun. Kemudahan dalam menemukan Rumah Makan Padang dengan harga bersahabat, juga menjadikannya andalan menu santapan sehari-hari bagi seluruh lapisan masyarakat.
Berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat, masakan padang adalah nama populer yang bukan hanya digunakan untuk menyebut segala jenis masakan berasal dari Padang. Ada juga daerah-daerah di sekitarnya, seperti kota Bukittinggi, Solok, Padang Pariaman, hingga Payakumbuh.
Namun, pernahkah kita mendengar tentang sejarah rumah atau warung makan padang? Kira-kira, bagaimana perjalanan rumah makan padang yang sudah eksis sejak masa kolonial ini? Yuk, simak sejarahnya.
Sejarah dan perjalanan warung makan padang
Beliau mengatakan bahwa penyebutan nama restoran atau rumah makan padang pertama kali ditemukan dalam iklan surat kabar yang terbit pada tahun 1937 silam. Iklan tersebut mempromosikan sebuah restoran padang bernama Goncang Lidah yang berada di Cirebon.
“Bukti itu adalah sebuah iklan tentang masakan Minangkabau di Cirebon dari tahun 1937. Iklan tersebut dimuat selama beberapa bulan di harian Pemandangan terbitan Batavia,” kata Suryadi Sunuri.
Iklan yang dimiliki oleh seorang pemilik rumah makan padang bernama Ismael Naim ini menggunakan kata Padangsch Restaurant yang kini dituturkan sebagai restoran padang.
Pada masa itu, perantau dari Minang memakai istilah Padangsch Restaurant untuk menyebut masakan Minangkabau yang mereka jual. Hal ini juga menunjukkan kebiasaan masyarakat Minang untuk merantau ke Pulau Jawa sambil membawa resep masakan padang andalan mereka.
Meskipun telah melegenda sejak dulu, mulanya hanya orang-orang tertentu atau saudagar kaya saja yang dapat menyantap masakan padang. Masyarakat yang memiliki status sosial lebih rendah memilih menikmati masakan padang di rumah masing-masing dengan cara dibungkus.
Sebagai bentuk solidaritas, pemilik rumah makan padang umumnya akan dengan sengaja memberi lebih banyak lauk dan nasi bagi masyarakat Indonesia yang membeli, sehingga mereka dapat menikmati makanan tersebut bersama anggota keluarga masing-masing.
Hal ini jugalah yang menjadi asal-usul bahwa membeli masakan padang dengan cara dibungkus akan mendapatkan lebih banyak nasi dan lauk jika dibandingkan dengan makan di tempat.
Eksistensi rumah makan padang memang telah melegenda sejak dulu. Salah satu dokumentasi rumah makan padang oleh Situs KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal Land- en Volkenkunde) menunjukkan bahwa mulanya rumah makan padang didirikan di bawah sebuah tenda, mirip seperti penjual nasi kapau tradisional di Bukittinggi.
Kini, usaha rumah makan padang bersifat terbuka. Walaupun umumnya dibuka dan didirikan oleh orang Minang, tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat pula rumah makan padang yang dikelola oleh orang dengan suku atau etnis yang berbeda.
Evolusi rumah makan padang telah membawanya jauh dari daerah asal, Ranah Minang. Kini, rumah makan ini hadir di berbagai penjuru dunia. Di Amerika Serikat, rumah makan padang seperti Indo Kitchen dan Indonesia Restaurant berdiri meramaikan kekayaan kuliner California dan San Francisco.
Tak mau kalah, di Australia juga terdapat berbagai rumah makan padang yang digemari oleh warga setempat. Salah satunya adalah Restoran Pondok Buyung yang didirikan sejak tahun 1991 di distrik Kensington, Sydney.
Rumah makan padang juga telah melalang buana hingga ke Malaysia, Qatar, Tiongkok, dan berbagai negara lainnya. Ia turut membawa sejarah Indonesia di dalamnya, menjadikannya bukan hanya menu santap biasa, namun juga makanan yang kaya akan cerita.
Mengenal menu rumah makan padang
Terdapat menu makanan yang beragam disajikan oleh rumah makan padang. Beberapa rumah makan kadang memiliki menu yang berbeda dengan rumah makan lainnya. Hal ini juga dipengaruhi oleh ragam wilayah.
Misalnya, di sekitar danau Maninjau. Terdapat menu makanan berupa olahan ikan rinyuak yang hanya terdapat di wilayah tersebut. Begitu pula dengan daerah Limo Puluah Kota yang memiliki menu sate danguang-danguang khas.
Keterbatasan bahan baku dan cara memasak yang cukup rumit juga menjadikan ragam masakan di rumah makan padang bervariasi. Pada umumnya, rumah makan ini menyediakan jenis masakan dengan bahan baku yang mudah didapat, seperti ayam goreng atau gulai, dendeng balado, gulai tunjang, gulai ikan kakap, serta berbagai masakan lainnya.(*)
GNFI