PIRAMIDA.ID- Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia turut sukseskan G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada bulan November 2022 yang akan datang.
“Sebagai wujud nyata kita turut menyukseskan G20, saya telah mengutus Fawer Full Fander Sihite sebagai Ketua Bidang Hubungan Internasional untuk pantau langsung persiapan G20 di Bali,” sebut Jefri Edi Irawan Gultom selaku Ketua Umum GMKI, Kamis (18/08/2022).
Seperti yang telah kita ketahui rangkaian pertemuan G20 di bawah Presidensi Indonesia telah dimulai pada 1 Desember 2021 dan akan berpuncak pada KTT Bali pada tanggal 15-16 November 2022.
“Bidang Hubungan Internasional yang kita utus, akan melihat langsung bagaimana persiapan di lokasi, baik secara infrastruktur maupun kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat Bali sebagai tuan rumah,” pungkas Jefri Gultom
Kita juga tidak meragukan lagi bagaimana kondisi Bali, karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan tamu-tamu mancanegara.
“Secara kesiapan masyarakat tentu kita tidak ragu lagi dengan Bali, namun kita perlu juga memberikan masukan yang konkret kepada pemerintah pusat nantinya hasil pantauan kita di lapangan, sehingga dibutuhkan kehadiran langsung ke lokasi, hasil pantauan kita akan disampaikan ke kementerian terkait yang menjadi supporting atau lembaga lainnya,” tegas Jefri Gultom mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia.
GMKI juga yang tergabung di World Student Christian Federation yang memiliki 200 negara sebagai perwakilan member, tentu G20 menjadi sorotan penting.
“Saya sering juga berkomunikasi dengan pemimpin Student Christian Movement yang tergabung di WSCF, mereka juga pantau perkembangan G20 di Indonesia, sehingga kami GMKI juga harus selalu update informasi tentang G20,” tutur Jefri pemuda kelahiran Merauke.
Penutup pernyataannya, Jefri mengatakan bahwa G20 merupakan forum yang akan mempertontonkan wajah Indonesia di mata dunia.
“G20 ini menjadi forum memperlihatkan wajah Pak Jokowi di mata dunia, bahkan wajah Indonesia pada dunia, sehingga harus dipersiapkan dengan baik, dan tentunya harus menguntungkan bagi Indonesia secara ekonomi dan bargaining politik Internasionalnya,” tutup Jefri Gultom.(*)