Piramida.id|Simalungun – Jes Manro Tambunan kepala sekolah SMP Negeri 1 Parapat, kecamatan Girsang Sipangan Bolon, kabupaten Simalungun (Sumut), mengaku terlalu banyak menderita setelah dirinya menjabat sebagai kepala di sekolah tersebut.
Jes Manro pun mengeluh terkait dana bantuan operasional siswa (BOS) yang turun ke sekolahnya seakan tidak mampu untuk membiayai kegiatan sekolahnya tersebut.
Hal itu diungkapkannya kepada Ricardo Nainggolan sekretaris Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Simalungun, saat mengkonfirmasi Jes Manro terkait pengelolaan dana BOS di tahun 2023, tahap 1 dan 2.
Kepsek tersebut pun tampak berbelit memberikan penjelasan ketika ditanyai terkait data item penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Jes Manro diduga telah melakukan mark up pada alokasi item tersebut, karena menurut pengakuannya secara pribadi dana yang dikeluarkan untuk PPDB hanya 2,5 juta rupiah, sementara pada data sistem laporan, Jes Manro menterakan anggaran sebesar 7,9 juta rupiah.
“Tidak tau kami data apa itu, PPDB kami hanya 2,5 juta,” jawab Jes Manro sebelum dia memberikan penjelasan yang berbelit.
Kepsek tersebut pun mengeluh terkait keberadaan dan kegiatan sekolah yang dipimpinnya. Mirisnya lagi Jes Manro mengatakan bahwa dirinya harus menggadaikan SK untuk menjadi kepala Sekolah.
“Kalau dia (Jes Manro) sudah mengeluh dan sampai mengatakan menggadaikan SK karena jadi Kepala Sekolah, maka kita duga dirinya pasti mengutamakan bagaimana harus mengembalikan SK tersebut, dan ini yang kita patut awasi serta curigai,” tegas Ricardo kepada Piramida.id, Jumat (8/12) siang. (Fas)