Oleh: Ticklas Babua-Hodja*
PIRAMIDA.ID- “Seseorang tidak pernah tahu, kapan monster di dalam jiwa akan menjadi ilusi yang mengerikan.”
Prolog
Katarsis adalah pelepasan emosi yang tersimpan dalam hati yang terkait dengan kejadian traumatis dengan memunculkan emosi tersebut ke alam sadar. Secara etimologi, katarsis berasal dari bahasa Yunani: kátharsis yang berarti pemurnian atau pembersihan. Katarsis pada prinsipnya merupakan sebuah upaya untuk melepaskan emosi negatif agar dapat berpikir lebih jernih untuk menghadapi suatu masalah. (Wikipedia.org).
Ketika seseorang berada pada fase traumatis yang sedang di alaminya selama ia berhadapan dengan kenyataan, disana ia membutuhkan satu media yang memungkinkan ia untuk kembali menjadi pribadi yang lebih positif dan hidup normal seperti manusia lain pada umumnya. Bentuk-bentuk katarsis antara lain: mendengarkan musik, membaca buku, berolahraga, menulis, dan masih banyak lagi tergantung situasi dan kondisi yang sedang di alaminya.
Ketika berangkat dari Anastasia Aemilia yang menulis buku Novel Katarsis: “Tara seorang gadis berumur 18 tahun harus bangkit dari traumatis yang paling sadis ketika hidupnya dikelilingi oleh darah, kematian, dan pembunuhan”. Ketika menghindari pembunuhan, kita harus menjadi pembunuh. Begitu kira-kira bentuk penyucian diri dari seseorang yang mengalami traumatis tergantung sikon nya.
Kisah Alex dan Putri
Beberapa kali, Alex pernah dihadang dengan konsep lahiriah tentang cinta dan makna. Ada satu sosok manusia yang pernah datang dan menjelaskan tentang cinta dan kematian padanya. Bisa dibilang, dewasa menggantikan semuanya dengan masa bodoh.!
Cinta adalah suatu emosi dari afeksi yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta juga dapat diartikan sebagai suatu perasaan dalam diri seseorang akibat faktor pembentuknya. Dalam konteks filosofi, cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut. (Wikipedia.org)
Ketika waktu hampir tiba, seseorang yang telah menjadi objek pandangan, rasa dan rahasia, berhasil menyuntikkan toxic yang berlebihan didalam diri seorang Alex. Dalam konteks pengorbanan, Alex melihat seisi masalah hitam dengan faktor kemanusiaan.
Ditahun 2021, tepatnya bulan Agustus, seorang perempuan desa rupawan yang bernama Putri berhasil memikat hati Alex untuk mengenal lebih dekat siapa Putri sebenarnya. Pengaruh the power of gadget secara perlahan menghantarkan Alex pada fase ingin memilikinya. Keduanya tinggal di daerah yang sama, yakni daerah yang kaya akan rempah. Dulunya tempat ini pernah didatangi orang Eropa untuk menjarah rempah-rempah didaera mereka. Daerah yang sekarang dijuluki tempatnya raja-raja yang juga kaya akan kebudayaan.
Hari-hari berlalu dilengkapi dengan tanya jawab antara kapan bertemu? Mengapa sibuk? Kapan-kapan kita jalan.! Menjadi satu siklus yang semakin mempererat hubungan Alex dengan perempuan desa rupawan itu. Seiring berjalannya waktu, kini tiba waktunya untuk Alex dan Putri si perempuan desa yang rupawan saling bergandeng tangan. Sering diajak makan bersama keluarga, bercerita tentang masa depan, dan mengiringi proses pekerjaan kedua orang tua si Putir perempuan desa itu.
Disela-sela hubungan yang semakin dewasa, Alex dipersilahkan untuk tetap tinggal pada perasaan perempuan desa oleh kedua orang tua dari Putri. Dengan kata lain, kedepannya Alex harus menikahi perempuan ini. Seraya Alex telah sampai pada garis finish tanpa melewati garis awal. Seperti berkelana di negeri Nirwana.
Rumah Hitam
Ketika Alex diberikan kesempatan secara cuma-cuma untuk tetap menjalin hubungan dengan Putri lewat persetujuan kedua orang tuanya, Alex dikagetkan dengan satu kisah layaknya pandora membuka kotak yang diberikan zeus (kotak pandora). Baca: (Kotak Pandora). Segala persoalan semakin runyam ketika kenyataan ini diperhadapkan pada Alex.
Dibalik persetujuan kedua orang tuanya, tersimpan jejak hati menghintam yang disembunyikan yang perlahan Alex harus menelannya. Mengapa tidak? Satu persatu fakta mulai bermunculan dengan ritme yang tidak menentu. Jalan semakin buntu.
Perempuan desa rupawan yang awalnya memikat hati Alex dan Alex menganggap bahwa Putri baik-baik saja, ternyata telah lama menyimpan serbuk luka didadanya. Kedua orang tua Putri telah mempermainkannya. Pantasnya: “ayah bermain diatas tubuhnya, ibu merestuinya”.
Ketika Alex dan keluarga Alex bersepakat untuk mengambil perempuan desa itu untuk menjadi bagian dari keluarga Alex, tiba-tiba situasi mulai berubah. Perempuan desa itu mulai bercerita tentang hidupnya. Tentang lukanya. Tentang traumanya.
“Alex, aku telah dilecehkan oleh ayah tiriku. Ayah tiriku telah memaksaku untuk menjadi istri ilegal didalam rumah tangganya”. Ungkap perempuan desa itu kepada Alex.
Alex mulai termenung, Gelisah, dan menyimpan amarah. Awal jejak kisah ini, perempuan desa yang rupawan pernah menceritakan kejadian tersebut kepada ibu kandungya yang juga istri sah dari ayah angkatnya ini. Ibunya menangis, tetapi dibalik tangis, ibunya membiarkan kejadian itu terus berulang yang menimpa perempuan desa itu. Seraya kejadian ini telah direstui oleh ibu kandungnya.
“Putri, meskipun tubuhmu telah dinodahi oleh ayahmu, saya tetap mencintaimu”. Kata Alex kepada Putri kekasihnya.
Cinta atas nama Kemanusiaan
Meskipun Alex telah mengetahui kejadian buruk yang menimpa Putri, api semangat tidak pernah menyurutkan Alex untuk tetap mengasihinya. Sejatinya, “saya tidak pernah berafiliasi dengan kejahatan”. Kata hati Alez sembari menatap ke arah langit. “Saya tetap berkomitmen untuk tetap mencintai perempuan desa itu dan ingin membebaskan dia dari jeratan ayah tirinya”. Kali ini Alex meneteskan air matanya.
Ketika ditanya, apakah ini adalah keputusan mutlak karena cinta? Atau karena kemanusiaan? Saya akan menjawab, saya mencintai dia atas nama kemanusiaan dan cinta. Begitu tulus Alex mencintai Putri tanpa pandang bulu.
Sebagai manusia, Alex justru merasakan sakit yang mendalam ketika Alex mencoba mendulang kembali cerita dari Putri yang selalu terngiang di kepalanya. Bahkan dendam terus membabi buta atas perbuatan ayah tirinya yang selalu menghantui pikiran Alex. Bahkan Alex pernah menyalahkan Tuhan dan konsep Kebijaksanaannya. Sederhananya Alex mengatakan bahwa kebijakan Tuhan juga pernah salah. Meskipun itu adalah sikap yang keliru atas ke-Tuhan-an namun Alex percaya bahwa itu adalah manusiawi. Tak jarang manusia mengutuk Tuhan, meskipun pada akhirnya manusia akan sadar bahwa manusia hanyalah ciptaanya.
Rasa sakit yang tidak biasa yang dirasakan oleh Alex, dengan berani Alex tutupi semua itu dengan rasa bertanggung jawab atas perempuan desa itu. Dengan segala konsekuensi yang Alex ambil, Alex berharap kedepannya kejadian itu tidak terulang kembali pada perempuan desa rupawan lainnya atau Putri-Putri lainnya. Pada akhirnya Alex tetap berpengharapan agar kelak Alex dan Putri itu bisa menjadi keluarga yang menjadi teladan bagi banyak orang dan generasi kedepannya.
Polisi yang membingungkan
Ketika cerita Putri diterima oleh Alex, Putri dan Alex berencana untuk melaporkan ayah tiri dari Putri ke kepolisian dimana Putri dan Alex tinggal untuk bagaimana memberikan pembelajaran yang setimpal atas perbuatan ayah tiri yang melanggar hukum tersebut.
Sesampainya di kantor polisi, Putri mulai bercerita tentang perbuatan ayah tirinya yang didampingi oleh Alex dan Psikolog yang menangani Putri untuk mengembalikan trauma Putri.
Putri mengaku telah dilecehkan dan diperkosa oleh ayah tirinya semenjak ia belia hingga dewasa. Tepatnya kurang lebih empat tahun lamanya, antara tahun 2018 sampai pada tahun 2022. Bahkan putri juga mengaku telah mendapat perlakuan tersebut dari ayah tirinya setiap satu minggu tiga kali selama empat tahun berjalan. Bisa dibayangkan bagaimana rasa sakit dan trauma yang di alami Putri selama ini.
Akhirnya Polisi pun melakukan penyidikan dan penyelidikan guna mendukung pernyataan dan pengakuan dari Putri tersebut. Proses pun berjalan, para saksi dan pelaku pun mulai dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Dari kasus tersebut, polisi berhasil mendapatkan tiga keterangan saksi yang mendukung ungkapan dari Putri dan pelaku pun telah mengakui atas perlakuannya terhadap Putri selama ini.
Namun, itu semua masih memberikan tanda tanya yang begitu mendalam bagi Putri dan Alex. Mengapa? Sampai sejauh ini polisi belum juga menetapkan dan menangkap ayah tiri dari Putri yang adalah pelaku atas pelecehan dan pemerkosaan tersebut.
Pengkhianatan yang Tersistematis
Waktu yang memberi jawaban atas pengorbanan Alex selama ini, kini telah tiba tepat pada sasarannya. Alex yang menimbun sejuta harapan kini sirna bagai kobaran api yang melahap sumbernya. Alex yang dengan penuh cinta memperjuangkan Putri, telah di khianati begitu saja oleh Putri. Tanpa menimbang, Putri meninggalkan Alex tanpa penjelasan yang memuaskan.
“Alex, kayaknya hubungan kita tidak baik-baik saja. Agar ini tidak menjadi beban bagi dirimu, biarlah hubungan kita menjadi semu”. Kata Putri kepada Alex.
Ungkapan itu disampaikan Putri lewat perantara pesan Whatsapp tanpa meminta untuk bertemu Alex.
Alex yang terkejut ketika membacanya, perlahan mulai memahaminya. Putri berhasil memaksa Alex untuk menelan pil pahitnya.
Alex dan Putri berpisah untuk sementara karena diamankan oleh seorang psikolog demi mengembalikan trauma Putri yang selama ini menimpanya. Dan hari-harinya, Alex dan Putri hanya bisa berkomunikasi lewat gadget yang selalu ada di genggaman mereka.
Sampai dititik ini, Alex mulai sadar bahwa selama ini Alex diperlakukan sebagai orang yang hanya sementara menjadi bagian dari kehidupan Putri untuk bagaimana Putri dapat melepaskan semua emosinya yang selama ini ia rasakan lewat perbuatan ayah tirinya. Mengingat Alex adalah laki-laki yang dianggap Putri sama seperti ayah tirinya.
Epilog
Polisi yang menangani kasus Putri bisa dianggap sebagai bagian dari kejahatan. Mengingat kasus Putri tak kunjung terselesaikan secara baik dan benar. Yang hanya menyisakan menurunnya kepercayaan publik pada instansi yang katanya adalah pengayom.
Kisah Alex dan Putri menggambarkan pada suatu pengorbanan yang berujung pengkhianatan. Tanpa disadari Alex adalah target dari Putri untuk melampiaskan kemarahannya pada laki-laki yang dianggapnya sebagai pengrusak masa depannya. Ayah tiri yang telah merampas sebagian kehidupan Putri memaksa Putri untuk menjadi Perempuan yang tumbuh menjadi seseorang yang ingin melukai laki-laki dengan penuh dendam dan amarah.(*)
Penulis merupakan Kader GMKI Jailolo. Menulis esai di berbagai media.