PIRAMIDA.ID- Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) Pematang Siantar menyoroti isu kenaikan BBM yang disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pada Jumat (19/8/2022) lalu yang rencananya diberitahukan keputusannya pada 1 September nanti.
Menurut Ronald Panjaitan selaku Wakil Ketua Bidang Politik GMNI Pematang Siantar mengatakan, bahwa jika pemerintah menaikkan harga BBM terkhusus BBM bersubsidi, yaitu pertalite dan solar maka hal ini sangat berdampak terhadap kenaikan inflasi dan menyakitkan bagi masyarakat terlebih masyarakat yang menengah ke bawah.
“Opsi menaikkan harga BBM bersubsidi pertalite dan solar bukanlah solusi yang tepat dan bijak yang dilakukan pemerintah, karena hal ini sangat besar resikonya terhadap kenaikan inflasi dan tentu sangat menyakitkan hati masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat menengah ke bawah yang mayoritas menggunakan jenis BBM pertalite dan solar,” cetusnya, Selasa (30/08/2022).
Kemudian, ia menambahkan bahwa 3 opsi yang disampaikan pemerintah terlalu menakut-nakuti masyarakat Indonesia yang tidak merupakan jalan terang bagi masyarakat Indonesia.
“Saya melihat ada 3 opsi, sebagaimana diberitakan dalam media, yang disampaikan oleh KSP (Kepala Staf Kepresidenan) beberapa waktu lalu menyatakan bahwa, pertama, pemerintah menaikkan harga BBM; kedua, pemerintah menaikkan anggaran subsidi dan kompensasi; dan, ketiga, adalah membatasi konsumsi. Dari pernyataan tersebut kita bisa lihat bahwa ketiga opsi ini bukan lah jalan terang bagi masyarakat, tetapi pernyataan ini justru seolah menakut-nakuti masyarakat, di mana seharusnya pemerintah harus hadir untuk masyarakat Indonesia. Terlebih kepada masyarakat menengah ke bawah yang tidak mendapatkan subsidi, dalam hal ini masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan pribadi, tentu akan berdampak bagi mereka karena akan mengakibatkan kenaikan harga tarif ongkos, harga bahan pokok, dan harga kebutuhan lainnya,” jelasnya.
Hal ini menurut Ronald Panjaitan, sangat berbanding terbalik dari motto HUT NKRI ke-77.
“Pada hari kemerdekaan NKRI ke-77 kita mengetahui motto tersebut adalah “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Akan tetapi dalam hal ini saya menilai bahwa nilainya berbanding terbalik dari motto HUT NKRI ke-77, karena dalam situasi sekarang ini masyarakat masih mencoba pulih dari keterpurukan ekonomi yang diakibatkan oleh Covid-19, bukan malah menghalangi dan menyakiti hati masyarakat Indonesia dengan membuat keputusan kenaikan BBM bersubsidi tersebut,” nilainya.
Di akhir Ronald Panjaitan menyampaikan bahwa, pemerintah harus jeli melihat persoalan ini dengan meminta pemerintah betul-betul memperhatikan Perpres No. 117 Tahun 2021 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Eceran Bahan Bakar Minyak agar anggaran subsidi tersebut tepat sasaran dan meminta pemerintah untuk segera melakukan eksplorasi sumur baru, agar lifting migas dapat meningkat dan ketergantungan impor migas dapat ditekan.
“Hal itu dilakukan supaya negara Indonesia dapat menjadi negara yang memiliki ketahanan energi dan dapat memenuhi kebutuhan energi dalam negeri sendiri seperti apa yang diinginkan Bung Karno dalam konsep Trisakti, yaitu salah satunya Berdikari dalam Bidang Ekonomi,” pungkasnya.(*)