Andry Napitupulu*
PIRAMIDA.ID- Spiritualitas adalah hubungan makhluk dengan Tuhan Yang Maha Esa/Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, di sini tergantung dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut oleh mahkluk itu sendiri.
Sedangkan arti independen adalah suatu sifat dan sikap jiwa yang mandiri dan tidak mau tergantung pada pihak lain dalam memenuhi kebutuhannya. Jiwa mandiri bukan berarti tidak membutuhkan pihak lain, namun suatu karakter yang selalu berupaya menghadapi dan menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi.
Arti independen juga dapat didefinisikan sebagai sikap netral atau tidak memihak kepada salah satu yang ingin mempunyai kekuasaan sendiri, tidak dikontrol oleh pihak lain dalam artian seseorang punya hak untuk mempercayai orang lain .
Mungkin setiap perspektif dari beberapa orang pastilah berbeda-beda cara pandangan dalam mengetahui hal tersebut, bahkan ada beberapa orang yang tidak terkendali dengan dirinya sendiri sehinga seseorang tersebut tidak mempercayai dari suatu keyakinan dalam dirinya.
Terkadang sedikit banyaknya orang di dalam keyakinan dirinya tidak mengetahui apa yang ia lakukan, tetapi ia tahu apa kesalahan yang ia lakukan. Di samping itu ada juga beberapa orang yang tahu apa yang ia lakukan terhadap tindakannya tetapi ia tidak tahu apa kesalahan yang telah diperbuatnya sedemikian.
Ada hal yang harus diketahui dalam berspiritualitas, mungkin keyakinan dalam diri seseorang masing-masing sulit untuk diterjemahkan atau bahkan sulit untuk dilakukan ditengarai banyak juga orang yang tidak percaya dengan keyakinannya sendiri.
Di samping itu, ketika orang yang melakukan tindakan dalam suatu keyakinan dalam dirinya, terlebih dahulu harus diketahui dan harus bisa menafsirkan untuk ke depannya apa yang ia lakukan dalam suatu tindakannya tersebut.
Untuk merefleksikan pikiran, ada opsi yang dapat dipelajari dalam berspiritualitas, seseorang tahu apa yang sedang diperbuat, tetapi tidak tahu apa kesalahan dari perbuatan tersebut; Seseorang tahu apa kesalahan yang sedang diperbuat, kemudian tetap melaksanakan perbuatan tersebut.
“Every Human Being has Advantages and Disadvantages”
Kemampuan di dalam diri seseorang pastilah berbeda-beda karena setiap orang memiliki tupoksinya masing-masing.
Kelebihan dari seseorang harus kita apresiasi karena itu suatu anugerah yang diberikan Tuhan yang Maha Kuasa, begitu juga dengan kekurangan dari seseorang juga harus dihargai, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Membahas tentang seseorang yang memiliki kelebihan dalam hal apapun itu, pastinya dari beberapa orang lain ada yang cemburu, iri hati, bahkan tidak menyukainya karena dengan kelebihan dari seorang tersebut, maka itu harus kita jauhi karena ia juga memiliki kekurangan dalam dirinya.
Kemudian, membahas tentang seseorang yang memiliki kekurangan dalam dirinya, bukan berarti dia tidak memiliki kelebihan, maka ketika kekurangan dari seorang tersebut harus dimaklumi karena itu kekurangan dalam dirinya.
Ada beberapa hal-hal yang harus diketahui tentang kelebihan dan kekurangan dari seseorang atau dalam diri masing-masing:
1. Mengetahui apa kelebihan dalam dirinya, akan tetapi ia tidak mengetahui kekurangannya dalam dirinya;
2. Tidak mengetahui kelebihan dalam dirinya, tetapi ia mengetahui dengan kekurangan dalam dirinya;
3. Tidak mengetahui apa kelebihan dalam dirinya, dan tidak mau mengetahui apa kekurangan dalam dirinya;
4. Mengetahui kelebihan dalam dirinya dan pasti harus mengetahui kekurangan dalam dirinya juga.
Pertanyaannya ialah, kamu di nomor berapa atau di posisi yang mana?
Kemudian, apa yang harus kamu lakukan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lakukan dengan spiritualitas dalam diri kita masing-masing agar dapat menjawab pertanyaan di atas.
Strategis dalam berspiritualitas haruslah dengan sungguh-sungguh untuk melakukannya terhadap tindakan yang akan diperbuat, suatu kecerobohan dalam diri ketika melakukan suatu tindakan yang sebenarnya tidak baik untuk diperbuat.
Lakukan dan laksanakan dengan baik apa yang sesuai dengan kata hati, jangan sampai lari dengan keyakinan dalam diri.
Lakukan sesuai dengan kreasi dan seni yang tertanam dalam diri agar tidak terikut-ikut dengan orang lain, tetap melangkah ke depan jangan sampai mundur dan percayalah dengan diri sendiri.
Apapun yang dilakukan sesuai dengan spiritualitas dari seseorang pasti menghasilkan hal yang baik, jika tidak dengan spiritualitas dalam diri belum tentu hasil yang telah dilakukan ialah baik dan positif. Akan jadi tugas untuk selanjutnya dalam melangkah lebih maju untuk lebih baik lagi.
Kesalahan memang bisa diperbaiki, tetapi apakah mau memperbaiki dari kesahahan yang telah dilakukan?
Belajarlah dari kesalahan yang telah dilakukan atau telah diperbuat, ketika mau belajar dari kesalahan yang telah dilakukan atau telah diperbuat, maka untuk itu siaplah menanggung resiko apapun itu, dan ingat jangan takut untuk memperbaiki kesalahan.
Merasionalkan diri sendiri saja sulit untuk dilakukan, apalagi merasional orang lain di sekitar. Dengan begitu, spiritualitas independen mengajak untuk bagaimana cara merasionalkan orang lain dalam suatu keyakinan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, terhadap tindakan yang telah ia perbuat agar dapat mandiri dan tidak tergantung kepada pihak lain.(*)
Penulis merupakan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Simalungun, Kota Pematangsiantar.