Oleh: Riri Adiska Rahmi*
PIRAMIDA.ID- Jurnalis bekerja dengan jurnalisme dan bisa dikatakan rutin melakukan pekerjaan jurnalistik atau dalam definisi lain menjadi seorang jurnalis. Sebagai seorang jurnalis yang tugasnya mencari dan menulis berita yang cocok, baik di media cetak, media elektronik, dan media online.
Jurnalis dapat digambarkan sebagai ‘semangat’ jurnalistik. Wartawan menjadi pemain kunci dalam jurnalisme. Ketergantungan jurnalistik sangat tinggi karena mereka mencari jurnalis dalam menghimpun berita. Kualitas berita dan media juga sangat bergantung pada pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Wartawan lebih objektif dan akurat. Semakin banyak berita, semakin baik medianya.
Menjadi seorang jurnalis adalah pekerjaan yang berbeda dengan pekerjaan lainnya, berbeda dengan seorang yang bukan jurnalis. Wartawan memiliki reputasi yang baik dalam hal kesejahteraan. Pekerjaan seorang jurnalis adalah pekerjaan yang menggabungkan kekuatan pengetahuan dan kekuatan teknologi, karena seorang jurnalis memiliki lebih banyak pengetahuan.
Dibandingkan dengan non-jurnalis, mereka bukan hanya jurnalis melainkan mereka dianggap mampu merekam informasi apa pun yang mereka miliki. Bisa dikatakan mereka wartawan yang berwawasan luas dan berpikiran cerdas. Wartawan dalam proses mengambil berita dari laporan dan melaporkan informasi harus disajikan apa adanya, tanpa berlebihan.
Informasi adalah kebenaran, keakuratan pelaporan berita oleh wartawan yang memberikan informasi kepada masyarakat umum.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, istilah pers berarti lembaga dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi, mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, sesuai dengan rumus penulisan berita, yakni 5 W + 1 H, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran tersedia.
Profesi sebagai wartawan tentu dituntut bekerja secara professional dalam tugas dan fungsinya. Sebuah berita harus berimbang dan tidak boleh menyudutkan satu pihak demi suatu keuntungan yang dapat merugikan orang lain.
Wartawan juga harus menggunakan bahasanya dalam menyampaikan informasi. Hal-hal yang baik dan benar seperti bahasa dan ejaan jurnalistik sempurna (EYD).
Bahasa jurnalistik adalah bahasa jurnalis. Jurnalis, editor, atau eksekutif media saat mengedit siaran berita dan laporan fakta atau peristiwa harus berdasarkan fakta dan akurat. Bahasa jurnalistik meliputi ciri-ciri, yaitu pendek, sederhana, padat, apik, mudah dipahami, dan menarik. Tapi jangan lupa bahwa bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa sastra dan peraturan tata bahasa tidak boleh diabaikan.
Tugas mulia seorang jurnalis adalah kejujuran.
Wartawan harus selalu memegang teguh prinsip kejujuran dalam menjalankan profesinya. Dalam konteks ikut mencerdaskan kehidupan negara, tantangan jurnalis harus diperkuat dengan nilai kejujuran. Jurnalis yang menulis berita palsu akan menyesatkan komunitas pembaca.
Menyebarkan berita palsu yang menyesatkan menyebabkan kebingungan, terutama ketika ada masalah dalam masyarakat berkaitan dengan kepentingan khalayak sewaktu diberitakan oleh masyarakat umum, khususnya media sirkulasi besar. Oleh karena itu, ketika media melaporkan berita persyaratan berita harus dipenuhi.
Kondisi tersebut antara lain peristiwa yang dilaporkan harus akurat dan konten berita harus berdasarkan fakta, bukan fakta tertulis oleh reporter. Fakta dalam arti setiap peristiwa atau ucapan yang benar-benar dilihat atau didengar. Kelengkapan materi tersebut diperlukan pada saat menyusun berita. Pastikan berita tersebut lengkap dan terinformasikan sepenuhnya kepada pembaca. Jika tidak, itu akan menyebabkan interpretasi yang salah.
Oleh karena itu, sebagai pilar demokrasi, media harus selalu memberikan pendidikan dan perspektif yang objektif terhadap segala peristiwa dan persoalan yang menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara.(*)
Penulis merupakan Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH).