Oleh: Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia)
PIRAMIDA.ID- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Kepulauan Nias (Kepni) selama dua hari (22 Juni s/d 23 Juni 2022). Menparekraf RI bersama dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi; Kapolda Sumut Irjen Pol. R.Z. Panca Putra Simanjuntak; Kepala Kelompok Staf Ahli (Kapok Sahli) Pangdam I/Bukit Barisan Brigjen TNI Immer Hotma Partogi Butarbutar, mewakili Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin.
Ada sejumlah jajaran penyelenggara negara, pejabat dan staf, serta pengusaha yang menghadiri dan mengikuti rangkaian acara.
Menparekraf RI bersama para pejabat sebagai Forkompimda Sumut (Gubernur, Kapolda, Kapok Sahli Pangdam) berangkat dari Bandara Binaka Gunungsitoli (Gusit), Kepni dengan naik pesawat Heli Polda Sumut menuju Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat. Kunjungan tersebut dalam rangka untuk menghadiri dan mengikuti acara puncak dari keseluruhan rangkaian acara penyelenggaraan “Festival Pesona Aekhula” (FPA) dan Perayaan HUT Kabupaten Nias Barat”, hari Rabu, tanggal 22 Juni 2022.
Rangkaian acara Festival Pesona Aekhula, berlangsung beberapa hari (18 Juni s/d 22 Juni 2022), di beberapa spot atau titik kawasan di Nias Barat.
Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu bersama penulis beserta Wakil Bupati Nias Barat, Era Era Hia, Ketua DPRD Nias Barat Evolut Zebua, dan Sekda Nias Barat Fakhili Gulo, menyambut kedatangan Menparekraf RI, Gubernur Sumut, Kapolda Sumut, Kapok Sahli Pangdam I/Bukit Barisan. Menparekraf RI beserta rombongan berjalan kaki dari lapangan tempat pendaratan pesawat heli menuju lapangan penyelenggaraan acara. Menparekraf RI disambut dan diterima dengan upacara adat istiadat dan atraksi kesenian kebudayaan secara massal di lapangan luas dan terbuka.
Ada belasan ribu dan bahkan duapuluhan ribu warga masyarakat, tamu, dan undangan yang berasal dari tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional, datang menghadiri dan mengikuti acara Festival Aekhula Pesona dan HUT Nias Barat. Ada beberapa titik lokasi tempat sebagai kawasan penyelenggaraan beberapa agenda kegiatan acara Festival Pesona Aekhula. Khusus untuk penyelenggaraan penutupan sebagai Puncak Acara, berlangsung di Lapangan Tetesua, Sirombu, Nias Barat.
Penulis yang juga mantan anggota MPR-RI dan anggota DPR-RI beserta sejumlah pejabat struktural dan staf dari beberapa jajaran kementerian dan institusi pemerintah nasional RI dan pemerintah daerah Provinsi Sumut, datang menghadiri dan mengikuti sejumlah agenda acara sebelum dan juga saat acara puncak Festival Pesona Aekhula dan HUT Kabupaten Nias Barat. Hadir juga mantan anggota DPD-RI, Parlindungan Purba, Asdep Kemenko Maritim dan Investasi RI, Kosmas Harefa, dan beberapa pejabat eselon II dan pejabat struktural lainnya dari sejumlah institusi pemerintahan.
Ada juga dari jajaran BUMN, pengusaha, pelaku UMKM dan kewirausahaan, pengamat, pegiat, pelaku bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif, kesenian, kebudayaan, kelautan dan perikanan serta wisata bahari, pertanian dan perkebunan, infrastruktur dan energi, perhubungan atau transportasi, keolahragaan dan wisata olahraga, perindustrian, kuliner, dan lain-lain.
Hadir juga pimpinan dan tokoh masyarakat, agama, dan adat kebudayaan, antara lain Ephorus ONKP, Pdt. Matias Daeli. Kemudian ada Ketum PMNB Indonesia, Faahakhododo Maruhawa dan sejumlah fungsionaris.
Pimpinan daerah kabupaten dan kota se-Kepni, datang menghadiri dan mengikuti rangkaian acara puncak. Ada Wakil Bupati Nias Utara, Yusman Zega dan ibu, Wakil Wali kota Gunungsitoli Sowa’a Laoli. Hadir juga segenap pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Nias Barat yang dipimpin oleh Ketua DPRD Nias Barat Evolut Zebua dan ibu bersama para Wakil Ketua DPRD Nias Barat, para pejabat struktural, camat, kepala desa, dan segenap jajaran ASN se-Kabupaten Nias Barat, ada pejabat bupati dan bupati Nias Barat pada masanya Faduhusi Daely, Sekretaris Daerah (Sekda) Nias pada masanya Fg. Marthin Zebua, Sekda Nias Barat Pada Masanya Zemi Gulo dan Ibu. Para pimpinan dan anggota DPRD serta pejabat struktural pemerintah Kabupaten Nias Barat Pada masanya.
Rangkaian penyelenggaraan acara Inti HUT Kabupaten Nias Barat dan puncak acara Festival Pesona Aekhula, diisi dan diwarnai dengan penampilan berbagai bentuk dan jenis upacara adat istiadat dan juga atraksi kesenian kebudayaan.
Berbagai upacara dan atraksi tersebut dihadirkan secara berkelompok dan massal serta dengan menggunakan sejumlah perlengkapan dan peralatan musik adat istiadat dan kesenian kebudayaan. Acara diawali dengan upacara resmi perayaan dengan Inspektur Upacara Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu.
Selanjutnya ibadah dengan pengkhotbah Ephorus ONKP Pdt. Matias Daeli. Kemudian kata dambutan yang disampaikan oleh penulis dan Ketua DPRD Nias Barat Evolut Zebua. Selanjutnya acara Festival Pesona Aekhula, diisi dengan kata dambutan dan laporan Bupati Nias Barat Khenoki Waruwu, kata sambutan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Lalu dilanjutkan dengan kata sambutan dan pengarahan Menparekraf RI Sandiaga Salahuddin Uno, yang sekaligus menutup secara resmi rangkaian acara Festival Pesona Aekhula Nias Barat tahun 2022.
Acara pembukaan “Nias Pro” dan “Maniamolo Fest”, berlangsung juga di Kabupaten Nias Selatan (Nisel), hari Rabu, tanggal 22 Juni. Menparekraf RI Sandiaga Salahuddin Uno, Kapolda Irjen Pol. R.Z. Panca Putra Simanjuntak, Kapok Sahli Pangdam Brigjen TNI Immer Hotma Partogi Butarbutar, dan penulis berangkat dari Kabupaten Nias Barat dengan naik pesawat heli Polda Sumut menuju Nias Selatan. Menparekraf RI beserta rombongan, terlebih dahulu menghadiri dan mengikuti acara “Maniamolo Fest” tahun 2002, yang diselenggarakan di Desa Hilisimaetano, Maniamolo, Nias Selatan.
Desa Hilisimaetano adalah salah satu desa adat tertua di Nias Selatan bahkan di Kepni. Selain merupakan salah satu desa yang berwilayah terluas dan berpenduduk terbanyak, juga memiliki amat banyak peninggalan berbagai rumah, gedung, patung dan batu megalit, peralatan dan perlengkapan tari-tarian yang keseluruhannya bernilai sejarah, adat, seni, budaya.
Pemimpin desa, tokoh-tokoh masyarakat, adat, seni, dan budaya bersama warga masyarakat senantiasa bersatu dan bergotongroyong secara dinamis dan dialektis. Khususnya dalam rangka menjaga, melestarikan, dan menumbuhkan sistem adat istiadat dan seni budaya yang berbasis pariwisata dan ekonomi kreatif.
Atmosfir dan cakrawala kawasan Desa Hilisimaetano, Maniamolo, pada dasarnya memelihara dan merawat suasana kepariwisataan dan kebudayaan, keutuhan ciptaan dan lingkungan hidup “kedesaan” yang luhur, mulia, dan maju. Juga melestarikan susunan rumah adat yang utuh dan bercirikhas ekologis, ekonomis, sosial, dan kultural.
Desa Wisata Hilisimaetano adalah salah satu Desa yang masuk ke dalam lima puluh (50) besar Anugerah Desa Wisata Indonesia. Menparekraf RI disambut dan diterima secara khusus dalam upacara adat istiadat dan atraksi kesenian kebudayaan.
Ada sejumlah bentuk dan jenis upacara adat istiadat dan atraksi kesenian kebudayaan yang dihadirkan dan ditampilkan. Upacara dan atraksi tersebut berbasis atau bernuansa adat istiadat dan kesenian kebudayaan. Namun juga sekaligus berorientasi atau berdampak kepariwisataan dan ekonomi kreatif. Menurut Menparekraf RI, kualitas keberadaan dan kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif Hilisimaetano, Maniamolo adalah berbasis komunitas.
Kemudian Menparekraf RI datang menghadiri dan mengikuti acara pembukaan Nias Pro, yang berlangsung di kawasan Pantai Sorake, Nias Selatan. Hadir sejumlah pejabat struktural dan staf dari jajaran Kemenparekraf RI, Kemenko Maritim dan Investasi RI, institusi pemerintahan lainnya. Selanjutnya hadir yang mewakili Gubernur (Pemerintah Provinsi Sumut), yang mewakili Kapolda (Polda Sumut), yang mewakili Pangdam (Kodam I/Bukit Barisan). Ada Kosmas Harefa (salah seorang Asdep di Kemenko Maritim dan Investasi RI), Disiplin Manao (salah seorang Hakim Tinggi Kamar TUN di MA-RI), beberapa diplomat negara sahabat, para pengurus, pengelola, peserta The World Surf League (WSL), dan para atlet peselancar.
Bupati Nias Selatan Hilarius Duha dan penulis mendampingi dan bersebelahan duduk di barisan terdepan bersama dengan Menparekraf RI dalam acara pembukaan Nias Pro. Belasan ribu sampai duapuluhan ribu warga masyarakat, tamu, dan undangan tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional, menghadiri dan mengikuti acara Nias Pro di Nias Selatan. Acara diawali penyambutan dengan upacara adat istiadat dan atraksi kesenian kebudayaan. Acara mewujud melalui penampilan tari-tarian dan pemberian atau penyampaian sekapur sirih kepada Menparekraf RI beserta tamu dan undangan lainnya.
Kemudian dilanjuti dengan doa pembukaan oleh Ephorus BKPN Pdt. F.L. Bidaya. Selanjutnya kata sambutan dan laporan Bupati Nias Selatan Hilarius Duha. Lalu diakhiri dengan kata sambutan dan pengarahan Menparekraf RI sekaligus membuka secara resmi rangkaian Acara Nias Pro. Agenda kepariwisataan dan kebudayaan bertemakan dan bertajuk Nias Pro, pada dasarnya berintikan dan berbasis pada penyelenggaraan The World Surf League (WSL). Keseluruhan agenda acara dan spot acara berlangsung dan berada di kawasan Pantai Sorake, Nias Selatan, selama beberapa hari (22 Juni s/d 28 Juni 2022).
Hadir juga pimpinan eksekutif kabupaten dan kota se-Kepni, dalam acara pembukaan Nias Pro di Nias Selatan. Ada Wakil Bupati Nias Selatan Firman Giawa, Bupati Nias Ya’atulo Gulo, Wakil Bupati Nias Arota Lase. Wakil Bupati Nias Utara Yusman Zega, Wakil Bupati Nias Barat Era Era Hia, Wakil Walikota Gunungsitoli Sowa’a Laoli. Kemudian pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Nias Selatan. Selanjutnya mantan anggota DPD-RI Parlindungan Purba. Bupati dan Wakil Bupati Nias, datang juga menghadiri dan mengikuti acara Maniamolo Fest.
Menurut penulis yang juga mantan Komisi Politik dan Hukum DPR-RI, anatomi dan konfigurasi tamu, undangan, dan peserta yang datang menghadiri dan mengikuti acara, pada dasarnya memiliki keragaman dan kemajemukan asal usul dan latar belakang.
Kunjungan kerja Menparekraf RI ke kawasan Kepni, didahului dan didampingi oleh sejumlah pejabat struktural yang mewakili beberapa kementerian dan institusi langsung dan terkait. Ada juga beberapa investor bidang yang terkait dan para pelaku ekonomi kepariwisataan dan kebudayaan, kelautan dan perikanan.
Selanjutnya komunitas pengusaha dan jajaran profesional dan pegiat serta kalangan pelaku UMKM dan kewirausahaan bidang kepariwisataan dan kebudayaan, kelautan dan perikanan. Kemudian ada beberapa pengamat, aktifis, kalangan media dan jurnalis yang berprofesi dan bergerak di bidang tersebut di atas.
Jajaran pemerintah nasional di bawah kepemimpinan Presiden RI Jokowi, berjalan dan bergerak secara dinamis, cepat, dan tepat membangun Indonesia Maju. Kerangka dasar dan bangunan utama tersebut, meliputi kawasan perbatasan, kawasan kepulauan, kawasan daerah tertinggal, dan kawasan daerah terluar. Perspektif pembangunan Indonesia Maju tersebut berbasis dan berorientasi pembangunan “pinggiran”.
Terminologi pinggiran dalam konteks tersebut, dimaknai sebagai agenda dan kebijakan untuk .embangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Atmosfer penyelenggaraan tugas dan cakrawala tanggung jawab pemerintahan, juga meliputi kawasan Kepni. Tentu masih ada lagi kawasan lain yang juga harus menjadi tugas dan tanggung jawab untuk diperhatikan dan diperlakukan secara kontekstual dan khusus. Kawasan Kepni adalah sebuah kawasan kepulauan yang terluas wilayah, yang terbanyak penduduk, yang terbanyak jumlah daerah otonom, dan yang terlama sebagai daerah otonom. Khususnya yang berada di pesisir barat Pulau Sumatera dan terletak di Samudera Hindia (Indonesia) sebagai kawasan terluar dan tertinggal.
Ada sejumlah bidang strategis dan berdampak yang harus senantiasa diagendakan dan dimajukan dalam kerangka tersebut. Ada bidang kepariwisataan dan kebudayaan serta bidang kelautan dan perikanan. Tentu masih ada lagi sejumlah bidang lainnya. Juga bidang pertanian, perkebunan, dan perindustrian. Pengagendaan dan pemajuan tersebut akan semakin berarti ketika didukung penuh dengan keberadaan infrastruktur yang mendasar dan menyeluruh secara memadai. Tentu juga dengan kehadiran kualitas akomodasi, transportasi, energi, dan sumber daya yang memadai.
Posisi Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menparekraf RI adalah pejabat egara dan pemimpin kementerian yang bertugas utama dan bertanggung jawab penuh di bidang pembangunan dan pemajuan kepariwisataan dan ekonomi kreatif Indonesia. Dengan demikian, kunjungan tersebut menjadi penting, berpengaruh, dan menentukan bagi masa kini dan masa depan pembangunan dan prmajuan kepariwisataan, ekonomi kreatif, dan kebudayaan.
Khususnya dalam konteks dan kerangka kawasan Kepni. Perspektif tersebut semakin bermakna di tengah-tengah berwujudnya dan bertumbuhnya kualitas pembumian visi, misi, dan program Presiden RI Jokowi.
Makna kunjungan kerja Menparekraf RI, berintikan pada agenda yang segera dan kebijakan yang mendesak bagi percepatan pemulihan dan pergerakan ekonomi nasional. Komitmen untuk memulihkan dan menggerakkan tersebut berbasis pada kebangkitan kepariwisataan dan ekonomi kreatif Indonesia. Keseluruhan pengagendaan pemulihan dan pergerakan tersebut, pada dasarnya mesti selalu berbasis dan berorientasi pada perlindungan umum dan pelayanan publik.
Salah satu perspektif utama visi, misi, dan program Presiden RI Jokowi adalah “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Kerangka dasar perspektif tersebut menjadi aktual dan relevan ketika mdmbangun dan memajukan kawasan Kepni. Presiden RI Jokowi berpandangan strategis dan kontekstual yang sekaligus merupakan perspektif arah dan orientasi serta agenda dan kebijakan pemerintah nasional dan seluruh jajaran pemerintahan di semua ruang dan tingkatan.
Perihal tersebut adalah membangun dan memajukan kawasan Kepni dengan berbasis dan berorientasi pada pembangunan kepariwisataan dan kebudayaan serta kelautan dan perikanan. Perihal tersebut semakin kontekstual dan menjadi relevan dengan kawasan Kepni.
Sejarah kedaerahan dan kemasyarakatan Kepni, pada dasarnya berkaitan dan berintikan pada kepariwisataan dan kebudayaan serta kelautan dan perikanan. Kepni mengandung dan memiliki sejumlah nilai-nilai kepariwisataan dan kebudayaan serta kelautan dan perikanan.
Arah dan orientasi serta agenda dan kebijakan pemerintah membangun dan memajukan kawasan Kepni dari perspektif kedua perihal tersebut, pada dasarnya memiliki konteks dan mempunyai hubungan historis dan sosiologis. Kawasan Kepni terdiri dari lima daerah otonom (empat kabupaten dan satu kota). Ada Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, dan Kota Gunungsitoli. Proklamator Kemerdekaan RI dan presiden pertama RI Bung Karno ketika berkunjung ke kawasan Kepni di awal tahun 1950-an, juga berpandangan kontekstual dan visioner mengenai kepariwisataan dan kebudayaan serta kelautan dan perikanan kawasan Kepni.
Pemikiran dan ekosistem dari diskursus yang disampaikan Bung Karno, pada dasarnya diperkuat juga oleh Bupati Nias saat itu P.R. Telaumbanua. Perkuatan pemikiran dan kebijakan Bupati P.R. Telaumbanua yang kemudian menjadi Residen Sumatera Timur, Wali kota Medan, dan Gubernur Sumut, pada gilirannya telah meletakkan dan menunjukkan prinsip-prinsip dasar dan landasan awal. Dengan demikian, sesungguhnya dan sejatinya adalah bagaimana segera mewujudkan dan secepatnya membumikan tugas dan tanggung jawab bersama.
Tugas dan tanggung jawab bersama tersebut diselenggarakan secara bersatu dan bergotongroyong untuk membangun dan memajukan kawasan Kepni dengan perhatian utama dan dengan secara kebijakan khusus. Perihal tersebut juga menjadi tugas dan merupakan tanggung jawab bersama keseluruhan jajaran pemerintah daerah dan masyarakat se-Kepni. Juga komunitas diaspora warga Kepni di manapun bertempat tinggal dan berprofesi.
Kemudian menjadi dan merupakan tugas dan tanggung jawab keseluruhan jajaran pemerintah daerah Provinsi Sumut dan pemerintah nasional RI beserta semua pihak dan kalangan terkait lainnya. Perihal tugas dan tanggung jawab tersebut, sungguh-sungguh menjadi peluang dan potensi serta merupakan tantangan yang harus segera dan senantiasa diisi dan dimaknai.
Keberhasilan dan kemajuan penyelenggaraan Festival Pesona Aekhula dan HUT Nias Barat serta Nias Pro dan Maniamolo Nias Selatan, adalah keberhasilan dan kemajuan kawasan Kepni, Sumut, dan Indonesia.
Keseluruhan rangkaian acara kepariwisataan, ekonomi kreatif, dan kebudayaan tersebut, harus senantiasa diletakkan dan dikembangan agar berpengaruh dan berdampak. Intisarinya adalah selain kebersatuan dan kebergotongtoyongan untuk menghasilkan keunggulan positif, daya saing, dan nilai tambah akan penyelenggaraan agenda dan kebijakan pariwisata, ekonomi kreatif, dan wisata ekonomi.
Namun juga kebersamaan dan keutuhan untuk mentransformasi keberhasilan dan kemajuan tersebut menjadi berpengaruh efektif dan berdampak profuktif terhadap berbagai bidang strategis dan teknis lainnya. Ada konektivitas yang bersifat konekting dengan bidang-bidang yang berfungsi dan berefek .embangun dan memajukan Indonesia berbasis kebangkitan dan kemajuan kawasan Kepulauan Nias.(*)