PIRAMIDA.ID- Pengurus Pusat GMKI melalui bidang hubungan Internasional melaksanakan Webinar Internasional dengan tema “State Strategy and Collaborative Role Of Global Youth In Treating Covid-19” (Strategi Negara & Kolaborasi Pemuda Global dalam Penanganan Covid-19). Kamis, 18 Feb 2021.
Adapun narasumber pada acara diskusi tersebut, yaitu M. Fadjroel Rachman (Juru Bicara Presiden Republik Indonesia), Brigjen TNI (P) dr Alexander K Ginting S SpP (K) FCCP (Kabid Kesehatan Satgas Covid 19 Nasional), Rev. Mika Purba United Evangelical Mission (UEM) German, Andika Mongilala (National Treasurer ASCM) Australia, José pinto Presiden Movimento Estudante Cristaun (MEC-TL) Timor-Leste, yang dimoderatori oleh Artinus Hulu selaku Sekretaris Fungsi Bidang Hubungan Internasional PP GMKI.
Fadjroel Rachman menyampaikan bahwa, pemerintah sampai saat ini akan terus berupaya dalam mengatasi Covid-19 di Indonesia. Saat ini pemerintah juga sudah sampai pada tahap vaksinisasi dan berharap bisa segera menyelesaikannya.
“Ke depan kita buat juga satu museum yang dapat menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia terkait Covid-19, kedisiplinan pada protokol kesehatan menjadi sangat penting.”
“Saya merasa terhormat dipanggil menjadi narasumber di acara Webinar Internasional yang diselenggarakan oleh PP GMKI,” sebut Juru Bicara Presiden Republik Indonesia tersebut.
Vaksinisasi menjadi fokus utama pemerintah RI dalam penanganan Covid-19 di tahun 2021. Tantangannya adalah dimensi keagamaan, pengetahuan serta komunikasi menjadi kunci dalam penanganan pandemi ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Alexander K Ginting.
“Harapan pemerintah RI ke semuanya itu dapat dilakukan dengan gotong royong karena DNA masyarakat Indonesia adalah bergotong royong, dimulai dari pemerintah, masyarakat, media, komunitas bisnis, akademisi/praktisi. Adapun dalam persiapannya sistem kita sering melakukan Pelatihan Healty Security, sebagai upaya persiapan penangan kesehatan dalam skala yg lebih luas dalam hal ini adalah Covid-19,” terangnya selaku Kabid Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional.
Andika Mongilala selaku narasumber juga memberikan keterangan bahwa jika kondisi di Australia, pemerintah berupaya mematikan virus dan terbukti berhasil lewat sistem lockdown, jika terdapat kasus baru dari orang yg pulang, maka langsung diadakan karantina lokal sampai kembali 0.
Menurut studi, Australia adalah satu-satunya yang pernah mengalami second wave bisa kembali ke nol, bahkan pemerintah Amerika dan Inggris sementara berkomunikasi dengan pemerintah di sini untuk melihat kebijakan-kebijakan berhasil seperti karantina hotel.
“Saya melihat semua bisnis dan masyarakat cukup teratur dan mengikuti, jika disuruh tutup tempat usaha maka semua tutup, dan jika diminta tidak keluar maka masyarakat cukup mengikuti. Namun kebijakan ini dibarengi oleh bantuan tunai dan denda yang besar juga.
Lepas dari semua itu, harus dibilang bahwa kepadatan penduduk yang rendah dan mudahnya menutup batas adalah salah faktor juga,” tutup Andika.
Mika Purba dari Jerman menjelaskan juga, Perpanjangan Partial Lockdown di mana pada tanggal 12 Febuari 2021 pemerintah Jerman mengeluarkan kebijakan perpanjangan partial lockdown hingga 7 Maret 2021.
“Pemerintah Jerman menerapkan kebijakan Lockdown yang telah diberlakukan sebelumnya, yaitu menerapkan seluruh kebijakan partial lockdown yang telah dilaksanakan saaat ini, seperti penutupan toko non-esensial dan hanya membuka restoran dan toko-toko makanan untuk layanan antar dan bawa pulang. Meminimalisir kontak dengan orang lain dengan membatasi kehadiran orang pada acara pribadi, yaitu boleh dihadiri orang yang tinggal di satu rumah dan maksimum satu orang untuk yang tidak tinggal serumah,” ulasnya.
Pemerintah Jerman juga mengimbau pelaku kantor usaha/kantor untuk menerapkan sistem kerja dari rumah/work from home sehingga membatasi pergerakan individu di tempat dan transportasi umum.
“Pengetatan kebijakan penanggulangan Covid-19 pada wilayah dengan incidence rate di atas kasus 50 kasus positif per 100.000 orang dalam tujuh hari. Menghindari melakukan perjalanan ke wilayah beresiko tinggi, khususnya terkait mutasi baru Covid-19, mewajibkan penggunaan masker standar medis, seperti surgical mask atau masker tipe FFP2/KN95 di tempat-tempat umum, di toko, dan transportasi publik, di ruangan tertutup atau terdapat interaksi antar individu,” tambah Mika.
José pinto selaku narasumber yang berasal dari Timor Leste menyampaikan informasi bahwa di negara mereka masih sangat ketat juga dilakukan protokol kesehatan, seperti pembatasan pertemuan dan penggunaan masker di seluruh tempat.
“kedisiplinan masyarakat juga menjadi sorotan penting, namun kita selaku orang-orang muda harus turut serta juga membantu tugas pemerintah,” tutup Josep.
Ketua Umum PP GMKI, Jefri Gultom menyampaikan, “Dunia saat ini masih menghadapi pendemi virus corona, awal mulanya ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019. Tak terasa Covid-19 sudah 1 tahun menghampiri kita, hingga sampai pada tahun 2021 ini masih dalam pergumulan panjang bagi semua negara-negara di dunia.”
“Tidak ada yang pasti, kapan, akan berakhirnya virus ajaib ini yang telah menghentikan semua aktivitas sendi-sendi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu pertemuan ini sangat penting menjadi wadah kita berkolaborasi pemuda di dunia untuk terlibat dalam penanggulangan Covid-19,” lanjutnya.
Jefri juga mengharapkan adanya sebuah tim pemuda yang akan dibentuk, guna untuk saling berberkolaborasi antar negara dalam penanggulangan Covid-19, baik di tingkat ASEAN, Asia maupun dunia, dan GMKI siap menjadi inisiator terobosan tersebut.(*)